Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Akan "Pertaruhkan Nyawa" karena Ahok

Kompas.com - 15/04/2016, 07:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah orang tidak percaya dengan kata-kata dan kinerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Bagi mereka, Ahok hanya pembual atau si mulut besar.

Kepala Bidang Advokasi DPP Gerindra, Habiburokhman, dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Lulung, termasuk orang yang tidak percaya Ahok. Mereka bahkan bernazar akan mempertaruhkan nyawanya jika Ahok akhirnya bisa dipercaya atau kata-katanya bisa dipegang.

Meski sama-sama mempertaruhkan nyawa, janji Habiburokhman dan Lulung terkait hal yang berbeda.

Habiburokhman berjanji bakal terjun dari Monumen Nasional (Monas) jika relawan "Teman Ahok" mampu mengumpulkan data KTP hingga 1 juta formulir untuk bisa memajukan Ahok melalui jalur independen pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017.

"Saya berani terjun bebas dari Puncak Monas kalau KTP dukung Ahok beneran cukup untuk nyalon. #KTPdukungAhokcumaomdo???" tulis Habiburokhman dalam akun Twitternya, @habiburokhman.

Saat ini, Teman Ahok telah mengumpulkan 572.331 data KTP.

Syarat minimum yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk calon perseorangan adalah 532.000 data KTP.

Teman Ahok tetap akan mengumpulkan hingga 1 juta data KTP. Hal itu dilakukan untuk berjaga-jaga jika ada data yang cacat saat proses verifikasi oleh KPU DKI.

Bagaimana reaksi Ahok? Dengan melihat semangat kerja relawannya, Ahok mengatakan, ia hanya akan menyediakan ambulans bagi kader Gerindra itu.

Namun, apakah Habiburokhman akan menepati nazarnya? Habiburokhman sempat kesal ketika wartawan menanyakan keseriusannya terkait nazar itu.

"Saya orang yang konsekuen. Apa yang saya tulis, saya tetap akan sesuai dengan yang saya tulis, itulah yang saya sampaikan," kata Habiburokhman. (Baca: Habiburokhman Kesal Ditanya soal Janji Terjun dari Monas)

Lulung akan iris telinganya

Berbeda dengan Habiburokhman, Lulung bernazar akan mengiris telinganya. Hal itu terjadi jika Ahok berani menggugat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ke pengadilan.

Nazar Lulung itu muncul dari kekesalannya melihat Ahok yang terus meragukan audit BPK terhadap pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Lulung pun menantang Ahok untuk benar-benar menggugat BPK ke pengadilan.

"Kalau dia berani (gugat BPK ke pengadilan), bilang Ahok, gue potong kuping gue. Haji Lulung minta dipotong (kupingnya). Kalau dia berani nih ke pengadilan tuntut BPK, potong kuping gue," kata Lulung sambil menarik-narik telinganya, di Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/4/2016). (Baca: Kalau Ahok Gugat BPK ke Pengadilan, Gue Potong Kuping Gue!)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com