Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gimana Mau Nyari Ikan, Kan Perahunya Dipakai Tidur Anak-anak Saya"

Kompas.com - 19/04/2016, 13:53 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai penggusuran pemukiman Pasar Ikan pekan lalu, sebagian warga yang berprofesi sebagai nelayan kini berhenti bekerja dan hanya beristirahat di perahu mereka.

Hal ini disebabkan karena perahu yang biasa digunakan melaut, kini ditempati seluruh anggota keluarga. Seperti Syamsudin (70) yang memiliki tujuh perahu.

Syamsudin yang biasa menghabiskan sebagian besar waktunya di laut, kini hanya mengumpulkan puing-puing sisa pembongkaran.

"Ya gimana mau nyari ikan, kan perahunya dipakai tidur sama anak-anak saya," kata Syamsudin di kawasan Pasar Ikan, Selasa (19/4/2016).

Hal yang sama juga dirasakan Ipul (33), yang kini lebih sibuk mengais barang bekas dari sisa pembongkaran. (Baca: Mereka yang Terpaksa Jadi "Orang Perahu"....)

"Ya harus tetap nyari duit tapi enggak bisa melaut, yang bisa aja (mengumpulkan barang bekas) sekarang," kata Ipul.

Sementara itu Enda (35), memilih beristirahat di perahunya dan mengandalkan bantuan dari posko untuk memenuhi hidup sehari-hari.

"Mending tidur aja dah, mumpung masih ada sembako gratis," ujar Enda. (Baca: Anak-anak "Manusia Perahu" Kesulitan Belajar)

Sebagian warga yang kena gusur kini hidup di atas perahu, sedangkan sebagian lain mengontrak rumah di Luar Batang. Sebagian warga lain kini menempati Rusun Rawa Bebek.

Kawasan Pasar Ikan menampung 4.929 penduduk, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.728 KK. Namun, hanya 396 KK yang terdaftar sebagai warga Pasar Ikan.

Kompas TV Warga Penjaringan Bertahan di Perahu Nelayan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com