Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman RI Klarifikasi Hasil Investigasi Penggusuran Dadap ke Bupati Tangerang

Kompas.com - 20/05/2016, 17:48 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Baru Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (20/5/2016), dipertemukan dengan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, oleh Ombudsman Republik Indonesia di kantor pusat Ombudsman  di  Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.

Pertemuan tersebut beragenda klarifikasi mengenai hasil investigasi Ombudsman soal rencana penertiban di Kampung Baru Dadap. Pertemuan itu dipimpin anggota Ombudsman RI, Ahmad Alamsyah Saragih, yang menampaikan 6 dari 9 poin hasil investigasi pihaknya di Kampung Baru Dadap.

Tiga poin lain tidak disampaikan Ahmad lantaran bersifat rahasia, tidak untuk dibuka dipublik, tetapi akan di klarifikasi langsung kepada pihak yang terkait. Dari enam poin investigasi Ombudsman, Zaki mendapat sejumlah pertanyaan soal rencana penataan Pemerintah Kabupaten Tangerang di Dadap. Misalnya, soal sosialisasi kepada warga Dadap.

Berdasarkan hasil investigasi Ombudsman, yang disampaikan kepada warga adalah penertiban hanya menyasar kawasan prostitusi bukan Kampung Dadap.

Terhadap hal itu, Zaki mengklaim bahwa pada saat sosialisasi yang pernah dilakukan dengan warga dijelaskan selain lokalisasi prostitusi, pihaknya juga akan menata Kampung Dadap.

"Pada saat sosialisasi sudah dijelaskan, Pak Sekda (Pemkab Tangerang) juga yang beri paparan saat itu, bahwa yang kami lakukan penertiban lokalisasi dan penataan Kampung Dadap," kata Zaki.

Zaki mengklaim punya bukti rekaman video tentang pertemuan sosialisasi dengan warga tersebut. Rencana penertiban, menurut Zaki, menyasar bangunan milik warga yang ada di atas tanah PT Angkasa Pura II, yang tidak memiliki izin.

Temuan Ombudsman lainnya adalah Pemkab Tangerang tidak punya persiapan terkait penertiban. Hal itu berkaitan dengan nasib dan tempat tinggal warga.

Namun Zaki menyatakan pihaknya telah menyiapkan tempat tinggal sementara berupa kos-kosan dan kontrakan. Nanti, warga akan kembali ke kawasan semula namun menempati rusun dan kampung deret yang kelak disiapkan Pemkab Tangerang.

"Dalam perjalanan waktu kami sediakan relokasi yang tidak jauh, kami persiapkan kontrakan dan kos-kosan yang masih satu kelurahan. Itu semua jarak 500 meter sampai 1 kilometer. Dan ini masih satu kelurahan," ujar Zaki.

Komentar Zaki itu sempat memancing protes warga. 

Zaki juga ditanyakan tentang permintaan warga soal penataan dengan membangun kampung nelayan.

Zaki mengatakan, pihaknya menyatakan baru melakukan pengerjaan tahap pertama yakni menata bantaran Kali Perancis, dengan membebaskan 10 meter di sisi kanan dan 20 meter di sisi kiri kali itu. Hal itu menurutnya penting agar akses kendaraan dan alat berat kelak dapat masuk.

"Bagaimana jalan untuk alat berat masuk kalau kami enggak tata," ujar Zaki.

Turut hadir pada kesempatan itu antara lain perwakilan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Tangerang, pihak Angkasa Pura II, dan pihak Polres Kabupaten Tangerang.

Kompas TV Polisi Bantah Pakai Peluru Tajam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com