Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermin Besar di Rumah Eko "Patrio" dan Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 02/06/2016, 05:32 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio mengatakan, hingga saat ini dia belum berniat mencalonkan diri dalam Pilkada DKI 2017. Dia lebih memilih membantu kader yang ingin menjadi gubernur.

"Kebetulan kaca saya besar di rumah. Cermin saya besar sekali. Jadi saya lebih baik membingkai keinginan teman-teman untuk menjadi gubernur DKI Jakarta. Saya di belakang layar saja bersama pengurus harian DKI Jakarta," ujar Eko di Kantor DPD PDI-P DKI, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (1/6/2016).

Saat ditanya apakah Eko akan maju jika kemudian PAN mengusungnya, dia tidak memberikan kepastian jawaban.

"Ya kita lihat saja nanti. Sampai detik ini saya masih mendukung yang mengajukan atau ingin menjadi gubernur DKI Jakarta," kata dia.

Menurut Eko, PAN akan mendukung calon gubernur yang memiliki kriteria tertentu. Salah satunya memiliki sikap yang santun.

"Bahwa kami butuh gubernur yang tidak meminggirkan orang kecil, terjalin komunikasi yang baik terhadap wong cilik, itu kan penting. Kemudian santun, beretika, dan sebagainya," ucap Eko yang juga pelawak ini.

Saat ini, PAN masih melakukan penjaringan di partainya. Eko menyebut ada tiga tokoh dari internal partai dan sisanya dari eksternal. Namun, dia belum mau membuka nama-nama tersebut.

"Nama dari PAN masih mensurvei segala macem jadi masih lonjong, jadi belum dikomunikasikan," tuturnya. (Baca: Eko Patrio: PAN dan PDI-P Tidak Sama Sekali Dukung "Incumbent")

Adapun PAN hanya memiliki dua kursi di DPRD DKI Jakarta. Sementara untuk mengusung calon sendiri, sebuah partai atau gabungan partai memerlukan 22 kursi.

PAN sudah mulai melakukan penjajakan dengan sejumlah partai politik untuk berkoalisi dalam Pilkada DKI Jakarta, termasuk PDI-P. Penjajakan perlu dilakukan karena PAN tidak bisa mengusung calon gubernur sendiri pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. (Baca: Eko Patrio: Mau Punya 2 Kursi, 6 Kursi, atau 18 Kursi, Parpol Mana Pun Tetap Seksi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Megapolitan
Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Megapolitan
Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Megapolitan
Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Megapolitan
Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Megapolitan
Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di 'Jalanan'

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di "Jalanan"

Megapolitan
Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Megapolitan
Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com