Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajukan "Class Action", Warga Bukit Duri Nilai Normalisasi Ciliwung Tak Efektif Cegah Banjir

Kompas.com - 07/06/2016, 18:28 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggusur RW 10, 11, dan 12 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, terkait proyek normalisasi Sungai Ciliwung.

Namun, warga menilai program normalisasi itu tidak dapat dilanjutkan karena tidak memiliki dasar hukum.

Mereka pun mengajukan gugatan class action atas kebijakan tersebut. Selain tidak memiliki dasar hukum, normalisasi juga dinilai tidak sepenuhnya mengatasi banjir di wilayah bantaran sungai.

(Baca juga: Kuasa Hukum Warga Bukit Duri Pertanyakan Reklamasi Sungai Ciliwung yang Dimaksud Ahok)

Hal itu diungkapkan salah satu kuasa hukum warga Bukit Duri, Vera WS Soemarwi. Ia merujuk penanganan banjir di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur.

"Tidak banjir karena ada pompa yang menyedot air ke sungai. Kampung Pulo itu sekarang diisolasi oleh beton sehingga kalau dulu sebelum dibeton, Kampung Pulo itu secara alamiah, aliran air itu akan kembali lagi ke sungai," ujar Vera di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2016).

Menurut dia, penanganan banjir di Kampung Pulo bergantung pada pompa-pompa penyedot air.

Jika tidak ada pompa yang menyedot kemudian mengalirkan air ke sungai, ia sangsi Kampung Pulo bebas banjir.

"Karena dibeton jadi mesti ada pompa yang menyedot supaya Kampung Pulo itu tidak banjir. Tapi kalau tidak ada pompa, Kampung Pulo itu hancur, habis," kata dia.

Vera juga mengaku memiliki data yang menunjukkan bahwa Kampung Pulo masih banjir pada Oktober 2015, atau setelah permukiman di kawasan itu digusur pada Agustus untuk kemudian dilakukan normalisasi.

"Saya mengatakan bahwa memang Kampung Pulo itu tidak banjir saat ini karena memang ada pompa yang menyedot debit air di Kampung Pulo, bukan karena efektif secara alamiah karena normalisasi lantas Kampung Pulo tidak banjir lagi. Boleh dicek, selalu ada pompa yang standby di situ," papar Vera.

(Baca juga: Warga Bukit Duri Akan Buktikan Kepemilikan Tanah di Pengadilan)

Warga Bukit Duri mengajukan class action pada 10 Mei 2016 lalu terkait program normalisasi Sungai Ciliwung.

Mereka menggugat Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Pemprov DKI Jakarta, dan Pemkot Jakarta Selatan.

Sidang perdana gugatan tersebut seharusnya digelar Selasa ini. Namun, sidang tersebut ditunda karena semua pihak tergugat tidak menghadiri persidangan.

Kompas TV Ahok: Yang Senang Bilang Penertiban, Yang Nggak Senang Bilang Penggusuran!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com