TANGERANG, KOMPAS.com - Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Benny S Butarbutar mengaku baru bisa menanggapi secara umum soal keterlambatan jadwal penerbangan atau delayed di Bandara Soekarno-Hatta. Hal itu diungkapkan untuk menyikapi data PT Angkasa Pura II yang menampilkan Garuda Indonesia sebagai maskapai dengan delayed terbanyak sejak H-5 hingga H-2 Lebaran 2016.
"Secara umum ada dua macam delayed, yang bisa dihindari dan yang tidak bisa dihindari. Delayed yang bisa dihindari itu misalnya terjadi karena masalah operasional teknis, mesin, dan lainnya. Kalau yang tidak bisa dihindari seperti cuaca, masalah bandara, dan sebagainya," kata Benny kepada pewarta, Senin (4/7/2016).
Menurut Benny, pihaknya harus mencari tahu lebih lanjut delayed jenis apa yang dialami Garuda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta. Faktor lain yang menentukan delayed atau tidak adalah jumlah pesawat
Ia menyebutkan jika pesawat semakin banyak, maka kemungkinan delayed juga semakin besar.
"Kalau ada seribu pesawat, persentase delayed satu persen, jumlahnya kan kesannya semakin besar. Saya harus cari datanya dulu," tutur Benny.
Berdasarkan data On Time Performance (OTP) Penerbangan Keberangkatan Domestik Bandara Soekarno-Hatta yang dikeluarkan oleh PT Angkasa Pura II per pukul 11.30 WIB, jumlah penerbangan Garuda Indonesia yang delayed sejak H-5 hingga hari ini adalah 82 penerbangan.
Sedangkan Sriwijaya Air mengalami 63 keterlambatan jadwal penerbangan. Maskapai Lion Air tercatat 61 penerbangan yang delayed. Maskapai lain yang mengalami delayed adalah Nam Air (37 penerbangan), Citilink (33 penerbangan), Batik Air (8 penerbangan), AirAsia (4 penerbangan), AirAsia Extra (3 penerbangan), Air Fast Indonesia (3 penerbangan), Kalstar (2 penerbangan), dan Trigana Air (1 penerbangan).
Rentang delayed yang dialami Garuda Indonesia paling banyak pada kurun waktu 30 sampai 60 menit, yakni 60 penerbangan, 61 sampai 120 menit untuk 19 penerbangan, 121-180 menit untuk dua penerbangan, dan 181-240 menit untuk satu penerbangan.
Data ini bersifat sementara, mengingat sistem masih mencatat jumlah delayed pesawat yang terjadi hari ini di Bandara Soekarno-Hatta. Sehingga, sangat mungkin terjadi perubahan.