JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) berharap penutupan akses sisi barat di Stasiun Tangerang bisa dikaji ulang.
Sebab, penutupan yang saat ini dilakukan Kepolisian itu dianggap tidak menguntungkan pengguna jasa kereta rel listrik (KRL) commuter line.
Vice President (VP) Communication PT KCJ Eva Chairunisa menyatakan, pihaknya menyadari bahwa akses sisi barat Stasiun Tangerang kerap menjadi titik kemacetan akibat banyaknya angkutan kota yang ngetem di sana.
Kendati demikian, ia menilai solusi yang dilakukan seharusnya bukan dengan menutup akses stasiun.
"Kami mendukung penertiban angkutan umum yang kerap ngetem sembarangan di depan stasiun. Namun tidak dengan cara menutup akses masuk utama ke arah stasiun karena hal tersebut akan berdampak dengan terganggunya flow penumpang serta dan akan menyebabkan kepadatan di stasiun," kata Eva kepada Kompas.com, Rabu (20/7/2016).
Menurut Eva, harus dicari solusi terbaik agar penutupan itu tidak hanya bertujuan menguntungkan pengguna jalan, tetapi juga menguntungkan pengguna jasa KRL commuter line.
Apalagi, kata Eva, relasi Tangerang-Duri adalah relasi dengan pertumbuhan jumlah pengguna terbesar, yakni mencapai 30 persen jika dibandingkan tahun lalu.
"Dan saat ini Stasiun tangerang melayani sekitar 13.000 pengguna jasa setiap harinya. Sebagian besar pengguna menggunakan pintu barat untuk keluar masuk karena telah terdapat enam unit gate elektronik, vending machine, dan loket," kata Eva.
Penutupan akses sisi barat Stasiun Tangerang diketahui mulai dilakukan sejak Selasa (19/7/2016).
Setelah itu, PT KCJ banyak menerima keluhan dari para pengguna jasa KRL commuter line relasi Tangerang yang biasa berangkat dari stasiun tersebut.
Sebab, akibat ditutupnya akses tersebut, pengguna jasa KRL commuter line yang hendak masuk atau keluar Stasiun Tangerang harus memutar melalui Jalan Pasar Anyar.
(Baca juga: Penumpang "Commuter Line" Keluhkan Penutupan Akses ke Stasiun Tangerang)
Akses masuk Stasiun Tangerang di Jalan Pasar Anyar berada di sisi timur.
Namun, akses ini dianggap menyulitkan bagi pengguna jasa dari kalangan berkebutuhan khusus, seperti lansia, ibu hamil, dan penyandang disbilitas karena lokasinya yang lebih jauh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.