Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak SMA Negeri di Kupang, Belasan Anak Miskin Mengadu ke DPRD

Kompas.com - 26/07/2016, 16:38 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 12 siswa miskin binaan Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditolak oleh pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Kupang, saat mereka hendak mendaftar ke sekolah itu.

Belasan calon siswa asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan serta Kabupaten Kupang itu, ditolak lantaran belum memenuhi syarat petunjuk teknis penerimaan peserta didik baru yang diterapkan oleh dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Kupang.

Pengelola Panti Asuhan Sonaf Maneka, Blasius Umbu Manna kepada sejumlah wartawan, di ruang pers DPRD Provinsi NTT, Selasa (26/7/2016) mengaku, sudah berusaha untuk melakukan berbagai pendekatan ke berbagai pihak, agar anak-anak binaannya bisa melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut, namun usahanya tersebut tidak membuahkan hasil.

“Kami sudah ke SMAN 9 kota Kupang, namun mereka meminta para siswa untuk melengkapi surat rekomendasi dari Dinas Pendidikan dari kabupaten asal masing-masing siswa. Namun hal tersebut belum bisa kami penuhi, karena saat ini kegiatan belajar mengajar sudah mulai berjalan,”ujarnya.

Menurut Blasius, syarat tersebut juga belum bisa dipenuhi para siswa karena ketiadaan biaya untuk mengurus persyaratan tersebut di Kabupaten asal siswa binaanya. Untuk itu, ia pun telah menghubungi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT untuk bisa membantu siswa agar bisa bersekolah.

“Saya sudah bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, bapak Piter Manuk dan beliau sudah berusaha menghubungi pihak sekolah untuk memberikan kebijakan, agar anak-anak bisa bersekolah,” ungkapnya.

Pihak sekolah pun, lanjut Blasius, hingga saat ini tetap bersikeras dengan persyaratan tersebut.

Terhadap penolakan itu, ia bersama para siswa bermaksud mengadukan hal itu kepada anggota DPRD Provinsi NTT, namun tidak berhasil, lantaran semua anggota DPRD NTT sedang tugas ke luar daerah.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMAN 9, Adelgina Liu mengatakan, penolakan sekolah terhadap anak-anak dari Panti Asuhan Sonaf Maneka, berdasarkan petunjuk teknis penerimaan siswa baru.

“Di sekolah kami ini mempunyai kuota rombongan belajar ada enam untuk 204 siswa. Yang sudah daftar ulang ada 177 siswa sehingga masih tersisa kuota 34 siswa. Dalam petunjuk teknis tersebut, dibahas bersama dengan DPRD Kota Kupang bahwa siswa dari luar daerah harus mengantongi keterangan dari dinas pendidikan kabupaten atau kota,” ucap Liu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com