Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Kebenaran Klaim Ahok...

Kompas.com - 29/07/2016, 07:45 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah menyatakan akan maju melalui jalur partai politik (parpol) pada Pemilihan Kepala Daerah 2017.

Ada tiga partai politik yang menyatakan siap menjadi kendaraan politik baginya. Ketiganya ialah Partai Golkar, Nasdem, dan Hanura.

Jumlah kursi tiga partai itu di DPRD DKI jika digabungkan mencapai 24 kursi. Adapun jumlah minimum kursi di DPRD DKI bagi parpol atau gabungan parpol yang ingin mengusung pasangan calon gubernur dan wakilnya adalah 22 kursi.

Meski sudah dijamin tiga partai itu, Ahok (sapaan Basuki) terlihat masih mengharapkan adanya dukungan dari partai lain, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Sesaat setelah menyatakan maju lewat parpol pada Rabu (27/7/2016) lalu, Ahok berencana ingin menemui Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Ahok hendak menanyakan kepastian dukungan PDI-P terhadap dirinya pada Pilkada DKI 2017.

"Saya cuma lapor ke Bu Mega saja bahwa saya sudah putuskan pakai parpol (partai politik)," kata Ahok di Balai Kota, Kamis kemarin.

Selama ini, Ahok kerap menyatakan bahwa dirinya dekat dengan Megawati. Ia mengklaim, Megawati mendukungnya pada Pilkada DKI mendatang.

Ia mengatakan, beberapa bulan lalu Megawati menawarkan kepadanya agar maju pada Pilkada DKI Jakarta lewat PDI-P. Namun, saat itu ia masih menghargai perjuangan yang dilakukan kelompok relawannya, "Teman Ahok.

"Dari dulu Bu Mega pasti mau nyalonin, saya sudah pasti oke dari dulu. Cuma waktu itu Teman Ahok kan anak muda yang pengen menunjukkan mereka bisa menunjukkan pada partai, kalau partai tidak mau dukung, warga tuh mampu. Nah, itu dibuktikan," kata Ahok.

PDI-P sendiri sudah melakukan penjaringan calon gubernur yang sudah mengerucut pada enam nama. Tak ada nama Ahok di sana karena dia tak pernah mendaftarkan diri dalam penjaringan.

Meski demikian, Ahok menyatakan Megawati memiliki hak prerogatif untuk menentukan cagub dari PDI-P. Menurut dia, Megawati tak ingin tergesa-gesa mengumumkan nama cagub dari PDI-P.

"Hak prerogatif tetap ada di Bu Mega. Kalau Bu Mega sih bilangnya, 'Belanda masih jauh, tenang, tenang'," kata Ahok.

Selama ini, belum pernah ada keterangan langsung dari Megawati terkait klaim Ahok itu. 

Namun, saat hadir pada acara penutupan Rapimnas Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta, Kamis malam, Megawati dan Ahok menumpang mobil yang sama. Dalam mobil itu, ada pula Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Sebelum mereka muncul dengan menumpang mobil yang sama, beredar kabar bahwa Ahok melakukan pertemuan dengan Megawati di tempat yang tak diketahui.

Kamis kemarin, Ahok meninggalkan Balai Kota sekitar pukul 17.00. Sementara itu, ia dan Megawati tiba di lokasi penutupan Rapimnas Golkar pada sekitar pukul 19.40.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com