Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Survei yang Simpulkan Sandiaga Tak Direkomendasikan Jadi Cagub Itu 'Teror Ilmiah'"

Kompas.com - 02/08/2016, 13:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua tim penjaringan cagub DKI dari Partai Gerindra Syarif menanggapi dingin hasil survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia yang menyebutkan bahwa Sandiaga Uno termasuk tokoh yang tidak direkomendasikan pakar menjadi gubernur DKI Jakarta.

"Rilis Laboratorium Psikologi UI yang menyimpulkan bahwa Sandiaga Uno yang paling tidak direkomendasikan (jadi gubernur DKI), saya sebut sebagai sebuah teror ilmiah tanda kutip," kata Syarif kepada wartawan, Selasa (2/8/2016).

Sandiaga merupakan bakal calon gubernur DKI Jakarta yang akan diusung Gerindra.

(Baca juga: Tak Lirik Ahok, PPP Buka Kemungkinan Ikut Usung Sandiaga Uno)

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memilih Sandiaga dalam Rapat Koordinasi Nasional yang digelar di Hambalang, Bogor.

Adapun survei yang menyebutkan bahwa Sandiaga termasuk bakal calon gubernur yang tidak direkomendikan para pakar itu digelar Laboratorium Psikologi Politik UI dari 9 Juni 2016 hingga 28 Juli 2016.

Survei ini dilakukan dalam dua tahap, yakni focus group discussion (FGD) dan survei opinion leader.

Sebanyak 206 orang pakar yang 60 persen lebih berlatar belakang profesor dan doktor diibatkan dalam survei ini.

Mereka diminta untuk menilai sembilan tokoh yang telah dipilih melalui FGD sebelum survei opinion leader.

Hasilnya, pakar hukum tata pidana Yusril Ihza Mahendra merupakan tokoh paling tidak direkomendasikan dengan mendapat 43,8 persen.

Setelah itu, Sandiaga Uno sebanyak 29,78 persen, dan mantan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin sebanyak 17,3 persen.

(Baca juga: Taufik Yakin, Sjafrie dan Yusril Akan Terima Keputusan Gerindra Pilih Sandiaga)

 

Sementara itu, menurut Syarif, metodologi survei tersebut rawan didebat. Sebab, lanjut dia, pihak penilai dalam survei tersebut tidak bertatap muka dengan tokoh yang dinilai.

"Metodologi yang dibuat rentan diperdebatkan, salah satunya adalah menilai tokoh-tokoh itu dari jarak jauh. Sepatutnya tokoh-tokoh itu di-assessment langsung bertatatap muka," kata Syarif.

Kompas TV Selain Gerindra, Sandiaga Juga Didukung PKS?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com