JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengamankan 97 tas tangan asal China yang berisi 3,86 kilogram narkotika jenis sabu yang dipesan oleh tersangka berinisial JMT. Sebanyak 97 tas itu diamankan saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Juni 2015 lalu.
Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Fadjar Donny mengatakan, sejumlah cara dilakukan oleh JMT untuk menyelundupkan sabu di dalam tas tangan agar tidak diketahui oleh petugas. Dari 97 tas, ada 38 tas yang sengaja diisi sabu.
JMT memasukkan sabu ke dalam 38 tas yang memiliki warna dan motif sama. Sedangkan tas dengan motif yang berbeda tidak diisi sabu. Selanjutnya, sabu dimasukan ke dalam dua sisi tas bagian dalam dengan mengoyak sisi tersebut dan dijahit agar tidak ketahuan.
Sebelum dimasukkan, selain dibungkus dengan plastik putih, sabu juga dilapisi dengan plastik berwarna hitam untuk menyamarkan warnanya. Selanjutnya puluhan tas yang berisi sabu dikirim dari China menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
"Sepintas tidak ada yang aneh dari tas itu, karena sabu yang berada, yang menonjol, tampak seperti busa yang biasa ada di dalam tas," ujar Fadjar, di Kantor Bea dan Cukai Tanjung Priok, Kamis (11/8/2016).
Ditemui di waktu yang sama, Kasubdit 3 Ditnarkoba Polda Metro Jaya AKBP M Arsal Sahban menjelaskan, pihaknya telah menyidik kasus itu dengan meminta keterangan dari perusahaan ekspedisi yang digunakan JMT.
Arshal menduga, ada kemungkinan kalau JMT telah tertangkap terkait kasus narkoba lainnya. Ini karena selama setahun penyidikan, identitas dan keberadaan JMT masih belum diketahui.
"Selama satu tahun kami lakukan upaya penyidikan, tapi satu tahun si pelaku tidak ada menghubungi dan berupaya mengambil barang," ujar Arsal.
Arshal mengatakan, jika tidak ada perkembangan penyidikan kasus, pihaknya akan segera memohon kepada pengadilan untuk memusnahkan seluruh barang bukti berupa tas dan sabu tersebut. Terkait tas yang digunakan JMT, Arsal mengatakan kalau tas itu bukan tas mahal atau tas asli.
"Tas nya KW, nggak mungkin dia mau pakai tas yang asli," ujar Arsal.
Pihaknya juga masih mencari tahu apakah modus penyelundupan sabu itu memiliki keterkaitan jaringan dengan Freddy Budiman, terpidana mati kasus narkoba yang telah dieksekusi beberapa waktu lalu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.