Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendemo Tolak Ahok Bantah Ditunggangi Rival Ahok di Pilkada DKI

Kompas.com - 07/09/2016, 16:46 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator aksi unjuk rasa menolak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membantah kalau aksinya ditunggangi rival Ahok di Pilkada DKI Jakarta.

Mereka mengaku aksi ini murni aspirasi warga, karena yang mengikuti sebagian besar korban gusuran. Salah satu koordinator aksi dari Sekjen Forum Tanah Merah Bersatu, Purwanto menegaskan, pihaknya tidak condong ke tokoh ataupun partai politik yang saat ini menjadi rival Ahok.

"Ini murni aspirasi masyarakat, kami tidak condong ke salah satu partai atau tokoh (rival Ahok)," kata Purwanto, di lokasi aksi, di Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016).

Dalam undangan yang beredar di kalangan wartawan, salah satu acara di aksi ini yakni memberi surat warga Jakarta untuk Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri agar memberi rekomendasi ke Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sebagai Cagub DKI. Namun, Purwanto membantahnya.

"Kami belum condong ke sebuah individu," ujar Purwanto.

Di sisi lain, dirinya menilai, kader PDIP seperti Risma dan Djarot Saiful Hidayat, layak untuk mendapat rekomendasi sebagai Cagub DKI. Asalkan pro dengan rakyat kecil.

"Selama sesuai kriteria atau konstitusi it's okay, selama mau kontrak politik dengan masyarakat. Siapapun itu, mau Risma Djarot, atau Bupati Batang, itu kader terbaik PDIP," ujar Purwanto.

Sedangkan pimpinan Ibu Kota saat ini menurutnya tidak berpihak ke rakyat. Sehingga pihaknya menyebut akan tetap menyuarakan aspirasi agar Ahok bisa diganti.

"Jelas Ahok tidak sesuai undang-undang dasar dan tidak pikir rakyat," ujar dia. (Baca: Ini Tuntutan Warga Demo "Tolak Ahok" di DPP PDI-P)

Kompas TV PDI-P Gelar Sekolah untuk Calon Kepala Daerah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com