Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Menyebut Pernah Diminta KPK Jadi Model Program LHKPN

Kompas.com - 29/09/2016, 15:01 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut dirinya pernah sempat diminta oleh Komisi Pemberantasan Korupsi untuk jadi model program laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN).

Situasi itu terjadi jelang peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia pada Desember 2015. Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, saat itu ada tiga petugas dari Bidang Penindakan dan Pencegahan KPK yang datang ke rumahnya.

Ahok mengatakan, KPK ingin menjadikannya model terkait kebiasaannya yang rutin melaporkan harta kekayaan.

"Dia pengin ada pejabat yang jadi model LHKPN," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (29/9/2016).

Ahok menuturkan, selain memintanya untuk menjadi model program LHKPN, petugas dari KPK juga memintanya menyerahkan seluruh laporan keuangannya. Ahok kemudian menyerahkan rekening tabungannya dari tahun 1999.

"Saya diwawancarai sama istri saya 3,5 jam di rumah. Sampai duit tahun 1999 ditanya dapat dari mana," ujar Ahok.

Dari pertemuan itu, Ahok menyebut bahwa KPK sudah mengetahui bahwa dirinya tidak pernah menyimpan uang di luar negeri. Menurut Ahok, hanya istrinya, Veronica Tan, yang pernah membuka rekening bank di Singapura. Itu pun, kata Ahok, karena Veronica pernah sekolah di Negeri Singa.

"Semua rekening bank saya dibuka, tetapi abis itu enggak jadi, batal!" kata Ahok. Pada Desember 2015, Ahok juga sempat ingin jadikan narasumber dalam seminar peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang diselenggarakan KPK di Bandung. (Baca: Ahok: Kalau Tidak Lapor LHKPN dan Tidak Bisa Buktikan Pajak, Enggak Usah Teriak-teriak!)

Namun, rencana itu dibatalkan oleh KPK. Kondisi tersebut sempat membuat Ahok berang. Ia menuding, ada pimpinan KPK yang hendak mengkriminalisasi dirinya. Saat itu, KPK tengah dipimpin oleh pimpinan sementara yang diketuai Taufiequrachman Ruki.

"Tiba-tiba kasarnya tanda kutip, saya tidak boleh tampil. Padahal dibilangnya, acara itu untuk membagikan pengalaman LHKPN, eh saya kok dibatalkan? Padahal, Sudirman Said dan semua enggak dibatalkan," kata dia di Balai Kota, Kamis (10/12/2015).

Kompas TV 200-an Anggota DPR Belum Lapor Kekayaan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com