Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Wajib Pajak yang Ikut "Tax Amnesty" di KPP Kramatjati Meningkat

Kompas.com - 30/09/2016, 19:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kramatjati di Jalan Dewi Sartika, Jatinegara, Jakarta Timur, hingga Jumat (30/9/2016) malam, masih ramai didatangi wajib pajak (WP) yang ingin mengikuti tax amnesty. Menurut pegawai KPP Kramatjati, hingga pukul 18.40, jumlah wajib pajak yang ikut amnesti pajak sudah mencapai 450 orang.

Jumlah itu disebut meningkat dibanding Kamis (29/9/2016) karena hanya ada 220 wajib pajak yang mengurus tax amnesty di kantor pajak tersebut. KPP Kramatjati membuka pelayanan hingga tengah malam pada hari terakhir periode pertama pelaksanaan amnesti pajak ini.

"Kemungkinan sampai pukul 00.00 nanti malam masih bertambah," kata pegawai tersebut kepada Kompas.com, Jumat malam.

Menurut catatan pegawai tersebut, pada September 2016, ada 1.500 wajib pajak yang datang dan ikut amnesti pajak di KPP Kramatjati. Namun, yang baru menyerahkan surat pernyataan harta (SPH) sekitar 1.400 orang.

"Jadi masih ada 100 orang yang belum menyerahkan (SPH) ini," ujar dia.

Wisnu (37), warga Kebon Pala, mengatakan baru sempat mengurus amnesti pajak di hari terakhir periode pertama karena terkendala menyiapkan berkas.

"Ngejar tebusan yang dua persen," ujar Wisnu.

Wisnu membenarkan, sejak tiba pada Jumat petang, wajib pajak yang mengurus amnesti pajak di KPP Kramatjati terus bertambah.

"Manfaat pasti ada, dari kita sendiri jadi tenang. Buat pemberintah bagus buat pemasukan kas negara," ujar Wisnu.

Warga lainnya, Saleh (32), mengungkapkan hal senada. Ia memilih mengurus di hari terakhir periode pertama ini agar mendapat persentase tebusan yang lebih kecil.

"Kalau saya enggak ikut tax amnesty pasti ada sanksi kan nantinya. Apalagi kalau enggak ikut sekarang, bulan besok naik tiga persen, lumayan," ujar Saleh.

Kompas TV Apa Tujuan dan Manfaat Tax Amnesty?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com