Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warna-warni Pasukan Penjaga Ibu Kota...

Kompas.com - 17/10/2016, 09:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta semakin memperbanyak pekerja lapangan berseragam warna-warni. Para pekerja lapangan itu bertugas sesuai bidangnya masing-masing.

Mulai dari membersihkan sampah hingga mengawasi orang tua yang mengalami gejala Alzheimer. Siapa saja mereka?

Pasukan Oranye

Nursita Sari Para petugas PPSU Kwitang membersihkan lumpur di Kali Ciliwung belakang Kantor Kelurahan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2016).
Petugas berseragam warna oranye sering kita temui di jalanan Jakarta. Tak hanya di jalanan, mereka juga sering terlihat di sekitar pemukiman, saluran air kecil, dan sungai-sungai.

Mereka yang dikenal sebagai "Pasukan Oranye" ini terbagi menjadi dua bidang. Pasukan oranye yang menyapu jalanan serta membersihkan sampah di sungai dan kali Ibu Kota merupakan pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

Kinerja PHL Dinas Kebersihan ini mendapat apresiasi dari masyarakat luas karena keberhasilan mereka membuat kali-kali di Jakarta bersih dari sampah.

Sedangkan pasukan oranye yang membersihkan got di permukiman, menebang pohon, memperbaiki jalan berlubang, perbaikan trotoar, mengecat trotoar, dan lainnya dinamakan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum atau PPSU.

Pasukan oranye andalan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ini berada di bawah pengawasan kelurahan. Tiap kelurahan memiliki sekitar 40-70 PPSU dan dilengkapi dengan seragam serta alat kerja.

PPSU juga bertugas melaporkan berbagai permasalahan di lapangan kepada kelurahan untuk diteruskan ke satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.

Pasukan Biru

Nibras Nada Nailufar Tali air di depan Apotik Melawai, Jalan Kemang Raya dibobok petugas Dinas Tata Air Aliran Tengah DKI Jakarta karena terlalu sempit dan mampet sehingga sering tergenang, Senin (26/9/2016).
Selain pasukan oranye, ada juga "Pasukan Biru". Petugas berseragam berwarna biru ini merupakan pekerja harian lepas (PHL) dari Dinas Tata Air DKI Jakarta. Mereka bertugas untuk menangani banjir dan genangan di Jakarta.

Salah satu prestasi pasukan biru yang diapresiasi masyarakat saat banjir merendam kawasan Ring 1, Maret lalu. Mereka turun ke gorong-gorong di Jalan Medan Merdeka, Jalan MH Thamrin, dan sekitarnya.

Mereka menemukan penyebab banjir di kawasan Ring 1, yakni gulungan kulit kabel hingga 26 truk. Temuan pasukan biru ini kemudian dilaporkan kepada Gubernur Basuki dan dilanjutkan kepada Polda Metro Jaya.

Pada akhirnya, polisi meringkus enam tersangka pencurian kabel yang beraksi di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka Selatan.

Dari enam orang itu, dua di antaranya adalah residivis kasus pencurian kabel 2015. Empat sisanya adalah anggota baru dari kelompok pencuri tersebut.

Pasukan Hijau

Alsadad Rudi Kondisi terkini taman di median Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tepatnya di depan Balai Kota kini tampak sudah asri kembali. Kondisi itu terjadi pasca kegiatan kerja bakti yang dilakukan Minggu (16/10/2016) pagi.
Petugas berseragam berwarna hijau adalah "Pasukan Hijau". Mereka merupakan pekerja harian lepas (PHL) dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Mereka bertanggung jawab mengurusi kebersihan serta keindahan taman di Jakarta. Juga mengurusi pemakaman-pemakaman.

Salah seorang pasukan hijau yang menarik perhatian Gubernur Basuki adalah Maryati alias Tuti. Keberanian Tuti untuk memukul pendemo menggunakan sapu, menarik perhatian Basuki alias Ahok.

PHL Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat itu memarahi para pendemo yang menginjak-injak serta merusak taman di sepanjang median Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, (22/3/2016) lalu.

Ahok kemudian memberikan Tuti telepon selular berkamera. Ahok berharap, Tuti dapat memotret orang yang menginjak-injak tanaman serta merusak taman dan dilaporkan padanya.

Pasukan hijau juga berjasa merapikan taman depan Balai Kota DKI Jakarta setelah rusak terinjak-injak akibat demo, pada Jumat (14/10/2016) lalu.

Pasukan Ungu

Teranyar, Pemprov DKI Jakarta meluncurkan "Pasukan Ungu". Pasukan dengan seragam berwarna ungu ini dikomandoi oleh Dinas Sosial DKI Jakarta.

Pasukan ungu bertugas menemukan orang tua yang terlantar dan menderita pikun atau gejala Alzheimer. Nantinya, orang tua itu akan dibawa ke panti sosial.

Pasukan ungu terdiri dari dokter, perawat, kader dari Dinas Kesehatan, relawan Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI), dan petugas pelayanan pengawasan dan pengendalian sosial (P3S) Dinas Sosial.

Pasukan ungu tersebar di beberapa wilayah, seperti di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Karet Bivak, Harmoni Gajah Mada, Senayan, perempatan Senen, perempatan Fatmawati, dan lain-lain.

Pasukan ungu diresmikan bertepatan dengan hari Alzheimer sedunia, 21 September 2016. Keberadaan pasukan ungu adalah untuk mewujudkan Ibu Kota ramah dimensia dan lansia.

Pasukan berwarna-warni ini mendapat gaji senilai upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta tiap bulannya. Selain itu, mereka juga mendapat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan, serta tunjangan hari raya atau THR.

Kompas TV Ahok Resmikan "Pasukan Ungu" untuk Rawat Lansia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Anak Bunuh Diri Bisa Diantisipasi…

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com