JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah riuhnya dorongan bagi para peserta Pilkada DKI untuk mempertarungkan programnya, calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih mengedepankan pendekatan gerakan.
Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan bahwa ia akan mengedepankan partisipasi publik dalam membangun Ibu Kota.
(Baca juga: Empat Hal yang Bikin Anies Optimistis Menang dalam Pilkada )
Partisipasi publik, lanjut dia, secara langsung akan membangun budaya antikorupsi dan kerja yang bertanggung jawab.
"Bagaimana kita tahu (kinerja pemerintah)? Itu masalahnya. Justru yang saya mau bangun ekosistem di Jakarta lewat informasi. 'Kelurahan saya tahun ini dapat uang berapa? Rencananya apa?'. Kalau enggak jalan, yang marah siapa? Gubernurnya atau warganya? Itu perbedaannya," kata Anies di kantor Kompas, Selasa (25/10/2016).
"Kalau (ditawari) program, saya bayar pajak, saya duduk diam, saya puji, dan saya ikuti saja kampanye public relations-nya," lanjut dia.
Anies lantas menceritakan pengalamannya saat masih menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Ketika itu, Anies kerap minta ditemani non-PNS setiap kunjungan kerja beberapa hari ke daerah-daerah.
"Supaya ada kontrol dekat. Kalau yang ikut rakyat itu moral pressure langsung hadir," ucap dia.
(Baca juga: Cara Anies Lawan "Black Campaign" pada Pilkada DKI 2017)
Anies juga berharap, apa yang dia lakukan untuk Jakarta bisa menjadi sebuah warisan.
"Yang jadi pahlawan bukan satu orang, tetapi semua yang terlibat. Reformasi terbaik itu kalau publik ada di dalamnya," kata Anies.