Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian PUPR Diminta Audit 5 Proyek Rusun yang Dihentikan Ahok

Kompas.com - 07/11/2016, 17:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menurunkan tim teknis untuk memeriksa pembangunan rumah susun di lima lokasi yang pembangunannya dihentikan Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.

Dia ingin ada hasil kajian yang bisa digunakan untuk menentukan lanjut atau tidaknya proyek tersebut.

Sumarsono mengaku sudah berkomunikasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono terkait permintaannya itu.

"Kita perlu audit teknis dan memberikan second opinion sebagai dasar untuk stop atau lanjut," kata Sumarsono di Balai Kota, Senin (7/11/2016).

(Baca: Ahok: Daripada Dapat Rusun Jelek, Mending Saya Stop)

Pembangunan rumah susun di lima lokasi yang pembangunannya dihentikan Ahok masing-masing berlokasi di Cakung Barat, Rawa Bebek, Lokbin Semper, Marunda dan Jalan Raya Bekasi.

Dihentikannya pembangunan karena Ahok menilai ada kesalahan prosedur dalam proses pembangunannya. Tak ingin mendapatkan rusun dengan kualitas fisik bangunan yang buruk, Ahok kemudian memutuskan menghentikan proyek pembangunannya rusun tersebut pada Oktober lalu.

Pada Sabtu (5/11/2016), Sumarsono mengunjungi pembangunan rumah susun di Rawabebek dan Marunda. Dari pengamatannya, ia menilai proses pembangunan sudah mencapai 57 persen. Kontrak pembangunannya baru akan selesai pada 15 Desember mendatang.

Menurut Sumarsono, kontraktor proyek sudah menyatakan sangggup menyelesaikan pembangunan 100 persen sampai batas waktu habisnya kontrak.

Namun, ia menegaskan tidak akan mengambil keputusan sebelum adanya hasil kajian tim dari Kementerian PUPR.

"Karena persoalan pokok adalah kualitas bangunan, solusinya disetop sementara atas arahan Pak Ahok. Maka saya kira saya tidak bisa langsung tiba-tiba melanjutkan atau apa tanpa instrumen lain," ujar pria yang biasa disapa Soni ini.

Soni mengatakan permintaan agar Kementerian PUPR melakukan kajian dilatarbelakangi adanya 11.000 calon penghuni rusun yang menantikan kejelasan terhadap nasibnya.

"Mereka menanyakan setiap harinya kapan kapan. Kalau stop tentu memperlama penyediaan buat mereka," kata Soni.

Soni mengaku tidak tahu apa hasil kajian yang nantinya direkomendasikan Kemen PUPR. Kalaupun nantinya kajian menyatakan untuk tidak melanjutkan pembangunan, ia mengatakan akan mengadakan lelang ulang pada akhir tahun ini. Nantinya, anggaran proyek akan dimasukan dalam APBD 2017.

(Baca: Pembangunan 524 Unit Rusun di Jakarta Selesai Tahun Ini)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com