Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelemahan Aplikasi Qlue Menurut Sumarsono

Kompas.com - 02/12/2016, 18:27 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, menjelaskan kabar yang menyebutkan tindak lanjut SKPD terhadap laporan dari aplikasi Qlue asal-asalan sejak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama cuti untuk melakukan kampanye pilkada.

Sumarsono menjelaskan kelemahan aplikasi Qlue sehingga memberi kesan SKPD lambat dalam menindaklanjuti aduan. Menurut Sumarsono, ada 835 laporan terkait masalah sampah yang sudah ditindaklanjuti. Persentasenya mencapai 67 persen dan sudah lebih tinggi dibanding sebelumnya. Sementara untuk laporan soal kemacetan, hanya 46 persen saja yang bisa ditindaklanjuti.

(Baca: Sedikitnya, 1.500 Laporan Disampaikan Warga Melalui Qlue Setiap Hari)

"Kenapa? Kalau masalah sampah dilaporkan hari ini, kemudian dibersihkan, kan kelihatan before after-nya. Tapi kalau kemacetan kan enggak bisa cepat, butuh waktu," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (2/12/2016).

Dia yakin, Dinas Perhubungan DKI Jakarta sudah semaksimal mungkin mengatasi kemacetan. Namun, penyelesaian masalah kemacetan tidak bisa cepat. Laporan warga soal macet di aplikasi Qlue pun tidak bisa segera ditindaklanjuti seperti laporan soal sampah.

Contoh lain adalah laporan soal jalan rusak. Sumarsono mengatakan tidak semua jalan rusak yang dilaporkan warga melalui Qlue adalah jalan pemerintah daerah. Ada pula warga yang melaporkan kerusakan di jalan nasional.

Jika seperti itu, Pemprov DKI tidak bisa mengalokasikan dana untuk perbaikan jalan yang menjadi wewenang pemerintah pusat. Laporan tersebut pun dianggap tidak bisa segera ditindaklanjuti.

"Jadi tindak lanjutnya lambat karena butuh waktu. Pembangunan jalan butuh feasibility studies dulu, perhitungan dulu. Tingkat kewenangannya dilihat dulu. Kamu laporkan seminggu belum tentu selesai. Jadi inilah kelemahan di Qlue," kata Sumarsono.

Dia berpendapat hanya masalah tertentu saja yang bisa dilaporkan melalui Qlue, misalnya masalah sampah, genangan, dan kebersihan selokan. Sebab bisa ditindaklanjuti langsung oleh SKPD terkait.

"Tapi kalau sudah masuk kemacetan, infrastruktur jalan, menjadi enggak relevan karena intervensi kita lambat," kata Sumarsono.

Kompas TV Membantu Kinerja Pemerintahan - Big Bang Show
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com