Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Berharap Debat Kedua Lebih Bermutu Mengkritik Petahana

Kompas.com - 14/01/2017, 05:34 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap pelaksanaan debat selanjutnya yang akan diselenggarakan KPU DKI Jakarta akan lebih berkualitas.

Dia berharap, dua pasangan pesaingnya, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, bisa mengkritisi mereka sebagai petahana.

"Saya harap debat kedua dan ketiga nanti bisa jauh lebih bermutu karena tujuan debat kan untuk kritisi kami petahana. Kami kan manusia kan tentu ada kekurangan," ujar Ahok seusai debat pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2017).

Ahok mengatakan, pilkada dilaksanakan bukan untuk persaingan antarpasangan calon. Namun, pelaksanaan debat agar pasangan calon berlomba-lomba agar warga Jakarta lebih sejahtera, modern, dan unggul.

"Misal contohnya kita tidak ingin menggunakan standar internasional untuk bangun Jakarta. Lho, kalau kita mau hidupnya maju di zaman global mesti internasional standarnya," kata dia.

Namun, standar internasional bukan berarti konsep yang diusung pasangan calon tidak boleh mencontek standar internasional. Konsep yang diusung harus memiliki budaya bangsa Indonesia.

"Kalau berlomba ya mesti internasional dong. Misal sekolah, Indonesia sekarang nomor tiga dari bawah dari 180 negara."

Harusnya kita targetkan 30 dong. Masa, kita bawa mobil, kamu masih mau naik kuda, enggak? Orang di luar sudah naik mobil bagus masa kita masih pakai kuda," ucap Ahok.

Pada debat pertama, Ahok menyebut adanya pembangunan opini yang salah. Padahal, dua pasangan calon pesaingnya seharusnya mengkritisi Ahok dan Djarot.

Debat pertama yang membicarakan tema pembangunan sosial ekonomi untuk Jakarta telah selesai. Debat kedua akan berlangsung pada 27 Januari 2017 dan debat ketiga pada 10 Februari 2017.

Kompas TV Perdebatan Para Cagub-Cawagub DKI soal Keteladanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com