Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Hilangnya Berkas Sengketa Pilkada di MK

Kompas.com - 28/03/2017, 16:45 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian sejauh ini menyatakan motif Kepala Sub Bagian Humas MK, Rudi Haryanto mencuri berkas sengketa di Mahkamah Konstitusi hanya untuk membantu teman kuliah yang sedang tidak ada pekerjaan.

"RH menjelaskan ada temannya dulu waktu kuliah, kemudian dia merasa enggak ada kerjaan, sedang sepi. Dengan harapan dia akan dapatkan kerjaan, dia meminta beberapa berkas di MK terutama yang dari Kabupaten Dogiyai," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (27/3/2017).

Kepada polisi, Rudi mengaku menyuruh satpam MK Edi Mulyono untuk mengambil berkas sengketa Pilkada Dogiyai, Takalan, dan Bengkulu pada 27 Februari 2017 lalu.

(Baca: Polisi Tangkap Otak Pencurian Berkas Pilkada di MK)

Kemudian pada satpam MK lainnya, Samauar, Rudi minta tolong diambilkan berkas acak dan didapatkannya pula berkas DIY, Salatiga, Tebo, dan Sangihe.

"Dikasihkan ke temannya (berkas) yang Dogiyai saja. Karena ada pemeriksaan internal, berkas lain dikembalikan ke MK," kata Argo.

Rudi mengaku mau melakukan itu karena tidak enak berkali-kali dimintai tolong oleh teman kuliahnya tersebut Argo belum mengetahui secara pasti apakah teman Rudi berprofesi sebagai advokat atau bukan. 

"Dari keterangan itu, dia enggak dapat imbalan apa-apa. Dia motifnya karena teman kuliah ada kesulitan, jadi bantu," ujar Argo.

(Baca: Kasubag Humas MK Curi Berkas demi Bantu Teman yang Menganggur)

Hingga kini, kepolisian juga belum menemukan teman kuliah Rudi untuk dimintai keterangan. Bahkan, polisi masih mencari berkas Pilkada Dogiyai yang telah dicuri itu.

Sementara itu, seperti dikutip dari Kompas, pencurian berkas perkara sengketa Pilkada Kabupaten Dogiayi diduga untuk diperjualbelikan oleh pegawai MK kepada pihak luar. 

Dari informasi yang dihimpun Kompas, pihak luar tersebut adalah pengacara atau konsultan hukum di suatu firma hukum itu yang juga merupakan mantan pegawai MK.

Ia dipecat sekitar empat tahun lalu karena melakukan pelanggaran, yaitu menerima uang dalam suatu perkara sengketa pilkada. (Baca: Berkas Sengketa Pilkada di MK Diduga Diperjualbelikan)

Pencurian berkas tak ganggu sengketa pilkada di MK

Meski demikian, Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Lakson memastikan hilangnya dokumen tersebut tidak menganggu jalannya sengketa pilkada di MK.

Pasangan calon Markus Waine-Angkian Goo selaku pemohon sudah menyerahkan perbaikan permohonan. Fajar mengaku tak ambil pusing soal sepelenya motif di balik pencurian ini. Akan tetapi, ia menegaskan, siapapun yang melanggar aturan harus ditindak.

"Sesuai komitmennya Pak Ketua (Arief Hidayat) dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, jadi siapapun terlibat ini harus disikat habis, tidak boleh negara ini ada ruang bagi orang-orang tidak beradab di MK," ujar Fajar.

Sebelumnya pihak MK sendiri sudah melaksanakan investigasi internal dengan melihat CCTV yang mereka miliki. Atas kejadian tersebut ketiga pelaku dan satu orang pegawai bernama Sukirno sudah diberhentikan sejak 17 Maret 2017.

"MK sedang menunggu sekarang hasil tindak lanjut kepolisian. Apapun informasi yang dibutuhkan untuk mengungkap kasus ini, MK siap memberikan dukungan. Kepentingan MK besar," kata Fajar.

Kompas TV Puluhan warga Kabupaten Dogiyai, Papua, Jumat (24/3) siang menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Mahkamah Konstitusi di Gambir, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com