Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluas Akses Air Bersih, Pemkot Tangerang Turunkan Biaya Pemasangan

Kompas.com - 16/08/2017, 20:01 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Pemerintah Kota Tangerang melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng mengatakan bahwa kendala perluasan akses air bersih adalah karena warga sudah terbiasa dengan air tanah.

Di satu sisi, akses air bersih baru mencakup 28 persen wilayah dari 13 kecamatan di Kota Tangerang.

"Memang kami ada ketentuan biaya pemasangan Rp 1.375.000. Kebijakan kami untuk tahun ini ada keringanan, hanya Rp 250.000 (air) mereka sudah bisa mengalir, sisanya dibayar berikut air yang dipakai mereka di bulan berjalan plus Rp 250.000 selama sembilan kali," kata Direktur Utama PDAM Tirta Benteng, Sumarya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/8/2017).

(baca: 600 Km Pipa Air Bersih Akan Dipasang di Tangerang hingga Akhir 2017)

Menurut Sumarya, pihaknya sudah sering menyosialisasikan manfaat air bersih kepada warga hingga ke tingkat RT/RW.

Namun, kata Sumarya, kebanyakan warga memilih menggunakan air tanah karena tidak perlu membayar untuk mendapatkan air bersih.

Dalam salah satu penjelasannya, Sumarya turut menekankan kadar kebersihan air tanah yang belum tentu sebersih anggapan warga. Hal itu dikarenakan belum ada tes laboratorium yang menyatakan air tanah di suatu kawasan bersih dari bakteri atau limbah.

"Mereka juga berpikir, kalau berlangganan PDAM, nambah cost, tambah biaya listrik dan air. Padahal kalau langganan PDAM, justru mengurangi biaya listrik karena tidak menggunakan pompa," tutur Sumarya.

Adapun saat ini, PDAM Tirta Benteng sedang memperluas pemasangan jaringan pipa untuk akses air bersih di zona satu yang meliputi Kecamatan Neglasari, Benda, Batu Ceper, Cipondoh, dan sebagian Kecamatan Tangerang.

Jaringan untuk zona satu dikebut agar rampung sebelum akhir 2017. Untuk zona dua yang mencakup Kecamatan Jatiuwung, Periuk, Karawaci, Cibodas dan zona tiga yang mencakup Kecamatan Ciledug, Larangan, Pinang, dan Karang Tengah baru masuk tahap kajian untuk tahun ini.

Rencananya, semua kajian itu akan dirampungkan hingga akhir 2017 dan pada awal 2018 sudah bisa mulai pengerjaan pemasangan jalur pipa air bersih.

Salah satu hal yang sedang dikerjakan untuk mempercepat perluasan akses air bersih adalah dengan menerjunkan petugas setiap pekan untuk mendata warga mana saja yang belum mendapatkan layanan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com