Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Peribahasa dalam Pidato Perdana Anies sebagai Gubernur DKI

Kompas.com - 17/10/2017, 07:46 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno telah dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 oleh Presiden Joko Widodo, Senin (16/10/2017) sore. Serah terima jabatan dari pemerintahan sebelumnya pun telah dilaksanakan.

Setelah itu, Anies menyampaikan pidato politik perdananya sebagai Gubernur di hadapan pendukung dan warga Jakarta, di Halaman Balai Kota DKI Jakarta, Senin malam.

Dalam pidato politiknya, Anies kerap melontarkan peribahasa-peribahasa dari beberapa daerah di Indonesia. Saat menjelaskan bahwa dia dan Sandiaga Uno adalah pemimpin bagi seluruh warga Jakarta dan mengajak warga bergandengan membangun Ibu Kota, Anies mengutip peribahasa Batak.

"Holong manjalak holong, holong manjalak domu, begitu pepatah Batak mengungkapkan. Kasih sayang akan mencari kasih sayang, kasih sayang akan menciptakan persatuan. Ikatan yang kemarin sempat tercerai, mari kita ikat kembali, mari kita rajut kembali," kata Anies.

(baca: Anies: Janji Kemerdekaan Harus Lunas untuk Warga Jakarta)

Selain itu, saat menjelaskan soal kolonialisme di Jakarta, Anies juga menggunakan pepatah Madura, itik se atellor, ajam se ngeremme' yang bermakna itik yang bertelur, ayam yang mengerami.

Anies ingin seluruh warga merasakan manfaat kemerdekaan.

Hal lain yang dijelaskan Anies dengan peribahasa daerah yakni soal pembangunan bersama warga. Anies dan Sandi ingin melibatkan seluruh warga untuk merancang dan melakukan pembangunan di Ibu Kota.

"Dalam pepatah Banjar dikatakan, 'salapik sakaguringan, sabantal sakalang gulu,' satu tikar tempat tidur, satu bantal penyangga leher. Kiasan ini bermakna hubungan yang erat antar-elemen masyarakat, saling setia dan saling mendukung satu sama lain. Inilah Jakarta yang akan kami bangun bersama-sama lima tahun ke depan," kata Anies.

Dia juga akan mengajak seluruh elemen kepemimpinan di Jakarta untuk menghibahkan hidup mereka untuk warga Jakarta, bukan sibuk mencari keuntungan pribadi.

Anies kemudian menyampaikan pepatah dari Minahasa 'situ tou timou tumou tou' yang berarti manusia hidup untuk menghidupi orang lain, menjadi pembawa berkah bagi semua, sebuah pengingat bagi semua manusia, terutama bagi para pemimpin.

Pancasila di Jakarta

Anies menjelaskan, sebagai Ibu Kota negara, Jakarta harus mengaplikasikan makna ideologi Pancasila. Pancasila itu harus dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di Jakarta.

"Indonesia bukanlah negara berdasarkan satu agama, namun Indonesia juga bukan sebuah negara yang alergi agama apalagi anti-agama. Ketuhanan selayaknya menjadi landasan kehidupan warga dan kehidupan bernegara sebagaimana sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa," ucap Anies.

Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini diwujudkan dengan hadirnya rasa kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali. Anies menyebut keadilan berarti tidak ada warga yang terpinggirkan, dirugikan, apalagi tidak dimanusiakan dalam kehidupannya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com