Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Makin Lama Dunia Ini Mendekati Konstruksi Bebas Pungli

Kompas.com - 19/12/2017, 14:57 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sistem pembayaran tanpa uang tunai atau lebih dikenal dengan model cashless yang diterapkan di berbagai belahan dunia berandil besar dalam pencegahan tindak pungutan liar.

"Makin lama dunia ini mendekati konstruksi bebas pungli karena makin hari pembayaran dengan uang cash makin sedikit," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Menurut Anies, fenomena itu mirip dengan fenomena hilangnya kebanggaan seseorang yang telah melakukan perbudakan pada masa lampau.

"Sama seperti kalau kita lihat dulu perbudakan. Perbudakan itu ada masanya perbudakan itu normal, Punya budak itu normal. Ditanya asetnya apa, salah satu yang disebut itu budak sebagai aset, ada zaman seperti itu. Hari ini kalau ada orang bicara budak, terlihat seperti hidup di zaman primitif," paparnya.

Baca juga : Ombudsman Sebut Pungli Preman dan Satpol PP Sudah Sistemik

Karena masa perbudakan telah lewat, lanjutnya, kini tak ada generasi penerus yang bangga jika nenek moyangnya telah melakukan perbudakan.

Menurut dia, fenomena semacam itu yang akan terjadi pada praktek pungutan liar (pungli) di Indonesia. Lambat laun pungli yang kini menjadi tindakan yang wajar akan hilang seiiring berubahnya zaman.

"Pungli nanti mungkin dua dekade, tiga dekade akan hilang dan nanti giliran kita, anak-anak kita yang nanti akan baca sejarah terus tanya, kakek katanya Idonesia tahun 2000-an dulu banyak pungli ya?" kata Anies.

Anies mengimbau agar seluruh jajarannya tak terbiasa melakukan pungli agar kelak tetap menjadi kebanggaan anak dan cucu masing-masing.

"Nanti kalau diyanya dulu kakek di pemerintahan? Kakek ikut rombongan yang ambil pungli atau tidak? Saat itu kita bisa jawab, kakekmu ini bukan bagian yang ikut pungli," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com