Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Pola Asuh Orangtua "Zaman Now" Jadi Penyebab Anak Ikut Geng Motor

Kompas.com - 27/12/2017, 11:21 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Pengamat sosial budaya Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, menilai, anak-anak di bawah umur yang menjadi anggota geng motor di Depok disebabkan pola asuh orangtua "zaman now" yang salah.

"Mereka adalah korban dari sistem dan pola asuh keluarga yang salah. Ekspresi yang ditunjukkan tidak muncul tiba-tiba, ini adalah proses yang panjang untuk membentuk diri seorang anak," kata Devie kepada Kompas.com, Rabu (27/12/2017).

Menurut Devie, banyak orangtua "zaman now" yang membebaskan anak-anaknya berekspresi tanpa pendampingan.

"Orangtua modern memiliki keyakinan baru, kesuksesan orangtua adalah ketika mampu menjadi orangtua yang gaul dengan membebaskan anak-anaknya melakukan aktivitas apa pun," ucapnya.

Baca juga: 4 Pelaku Penjarahan Toko Pakaian di Depok Positif Konsumsi Obat Terlarang

Kondisi tersebut diperparah dengan keinginan orangtua menjadikan anaknya modern. Namun, orangtua tidak membekali si anak dengan pendidikan akademis dan agama. Ia mengatakan, tak sedikit orangtua "zaman now" yang berobsesi agar anak-anak mereka mendapat pengakuan sebagai anak yang maju dan modern.

Seharusnya, lanjutnya, setiap orangtua bisa menciptakan kehangatan, kebersamaan, dan rasa aman di dalam keluarga. Dengan demikian, anak-anak tidak perlu pergi ke luar untuk mencari kenyamanan yang dapat diciptakan di dalam keluarga.

"Mereka adalah kumpulan orang yang membutuhkan kehangatan dan rasa aman. Mereka juga menginginkan adanya ketersediaan waktu untuk bersama-sama keluarga," kata Devie.

Baca juga: Cerita Nendi, Penjaga Toko di Depok yang Diacungkan Senjata Tajam oleh Geng Motor

Polisi menetapkan delapan tersangka atas kasus penjarahan di toko Fernando, Depok. Sebagian pelaku penjarahan merupakan anak-anak di bawah umur 17 tahun. Aksi penjarahan mereka terekam dalam CCTV berdurasi 1 menit 27 detik.

Dalam video itu, puluhan orang dengan menggunakan sepeda motor mendatangi toko itu dan menjarah barang-barang yang ada di sana.

Seusai menjarah barang di toko, para pelaku yang sebagian membawa senjata tajam langsung pergi menggunakan sepeda motor.

Kompas TV Salah satu anggota geng motor "Jepang" mengaku melakukan aksi untuk dipuji geng lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com