JAKARTA, KOMPAS.com — Pada Selasa, 11 April tahun lalu, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, hendak menjalankan shalat Subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang letaknya tak jauh dari kediamannya.
Tiba-tiba saja, dua pria yang mengendarai sepeda motor menyiramkan cairan kimia tepat di wajah Novel. Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak. Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyiraman itu terjadi.
Novel langsung dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Polsek Kelapa Gading kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara.
Pada sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center (JEC) di Menteng, Jakarta Pusat, untuk perawatan dengan alat yang lebih memadai. Kabar mengenai teror yang dialami Novel kemudian beredar luas di masyarakat.
Baca juga: Petugas KPK Jaga Rumah Novel 24 Jam Selama Sepekan
Terkait penyerangan ini, polisi meminta keterangan enam saksi yang berada di sekitar lokasi.
Cairan yang diduga air keras itu pun diperiksa di laboratorium. Namun, polisi belum juga menemui titik terang mengenai pelaku penyiraman hingga Jumat (23/2/2018).
Pada hari penyerangan Novel, Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian membentuk tim khusus untuk menangani kasus itu. Tim tersebut merupakan gabungan dari tim Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya, dan Mabes Polri.
Ia memastikan bahwa tim tersebut akan bekerja secara maksimal. Tito juga memerintahkan bawahannya untuk menjaga keamanan di kediaman Novel dan di rumah sakit tempat Novel dirawat.
Keesokan harinya, Novel dirujuk ke rumah sakit di Singapura. Novel mendapatkan gangguan di mata sehingga harus menjalani pemulihan dengan peralatan yang lebih mumpuni.
Pemeriksaan saksi
Pada 12 April 2017, polisi mulai memeriksa sejumlah saksi dalam kejadian ini. Polisi juga memeriksa keluarga dan asisten rumah tangga Novel.
Tetangga Novel mengaku pernah melihat orang mencurigakan mondar-mandir di sekitar rumah Novel menggunakan sepeda motor.
Namun, saat kejadian, mereka tidak melihat jelas ciri-ciri pelaku. Mereka hanya mengetahui ciri-ciri pelaku menggunakan jaket hitam, helm, dan berboncengan menggunakan sepeda motor.
Sementara itu, menurut asisten rumah tangga Novel, pernah ada seorang pria berperawakan tinggi mendatangi kediaman Novel.