JAKARTA, KOMPAS.com - Perahu eretan pengangkut sepeda motor yang menyeberangi Kali Cagak, Jakarta Utara, menjadi moda transportasi alternatif favorit para pengendara motor yang melintas di sana.
Setiap harinya, perahu tersebut dapat mengangkut puluhan hingga ratusan sepeda motor. Angkanya pun meningkat ketika kemacetan parah terjadi di Jakarta.
Kamis (15/3/2018), Kompas.com berkesempatan menjajal perahu yang telah beroperasi selama puluhan tahun tersebut.
Untuk menuju lokasi eretan, Kompas.com mesti melalui sebuah gang kecil yang berada di Jalan Pluit Karang Barat.
Tak disangka, lokasi bersandarnya eretan berada di kolong Jalan Tol Pelabuhan. Panas terik matahari pun menghilang seketika ketika memasuki kolong tol.
Beberapa pengendara motor terlihat menunggu kehadiran eretan yang tengah menyeberangi kali.
Tak butuh waktu lama untuk menunggu kedatangan perahu eretan. Safei, 'nakhoda' eretan itu mengatakan, perjalanan bolak-balik membutuhkan waktu paling lama sepuluh menit.
Baca juga : Pengendara Sepeda Motor Pilih Naik Eretan demi Hindari Macet
Setelah eretan bersandar, para pengendara motor pun mengantre secara tertib untuk memasuki eretan.
Mereka ditarik ongkos sebesar Rp 2.000 dan Rp 3.000 untuk yang berboncengan. Sementara itu, tarif bagi pejalan kaki dipatok Rp 1.000.
Ukuran perahu itu terbilang cukup besar. Safei mengatakan, perahu berukuran 2x10 meter itu bisa menampung hingga 12 sepeda motor.
Dalam hitungan menit, perahu eretan itu mulai melaju. Tak ada mesin, dayung, atau layar yang menggerakan perahu tersebut.
Perahu bergerak lewat tenaga awak-awaknya yang memanfaatkan tambang sepanjang puluhan meter yang membentang di atas sungai.
Dalam perjalanan, Safei mengisahkan pengalamannya menjadi 'nakhoda' eretan. Ia menyampaikan, demi keamanan, eretan tidak dioperasikan ketika hujan turun atau saat ketinggian air meningkat.
Ia juga menceritakan beberapa musibah yang pernah dialami penumpangnya. "Kalau kepeleset terus nyebur ya pasti ada aja, yang hanyut sampai pinggir kali juga ada. Alhamdulillah-nya semua selamat," kata Safei.
Pemandangan selama perjalanan agak terganggu banyaknya sampah yang mengapung di permukaan kali. Sinar matahari yang terik juga membuat keringat menetes.
Setelah lima menit perjalanan, eretan pun merapat di sisi seberang kali. Para pengendara motor kemudian turun secara teratur sebelum digantikan pengendara motor lain yang ingin memasuki eretan.
Eretan tersebut beroperasi sejak pukul 04.00 WIB hingga 22.00 WIB. Eretan ini pun tak mengenal hari libur alias beroperasi tujuh hari dalam seminggu.