Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Bocah MR Sebut Ada Relawan yang Beri Uang dan Minta Tutup Mulut

Kompas.com - 02/05/2018, 22:15 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Komariah, M Fayyad mengatakan, kliennya didatangi seorang relawan yang mengatasnamakan diri sebagai relawan Merah Putih, Senin (30/4/2018) lalu.

Relawan tersebut memberikan uang Rp 5 juta sebagai bentuk santunan atas meninggalnya anak Komariah, MR (11), karena diduga terhimpit massa saat pembagian sembako yang digelar 'Forum Untukmu Indonesia' di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018).

"Pada saat datang, pihak relawan Merah Putih menyampaikan duka cita, sambil ada yang disampaikan, dengan memberikan sesuatu kepada Ibu Komariah," ujar Fayyad, di Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).

Baca juga : Sandiaga Sebut Dua Anak Tewas akibat Bagi-bagi Sembako di Monas

Fayyad mengatakan, saat memberikan uang tersebut, relawan tersebut meminta agar Komariah tidak menceritakan kronologi kematian MR kepada siapapun, termasuk kepada media.

Namun, Fayyad dan pihak keluarga enggan menafsirkan apakah uang yang diberikan tersebut sebagai uang tutup mulut. Pihaknya tetap memutuskan untuk membeberkan kejadian tersebut.

Fayyad menilai, kematian MR telah diketahui banyak orang dan tidak perlu ditutupi. Pihaknya berharap agar polisi segera mengusut tuntas kasus kematian anak bungsu Komariah tersebut.

Baca juga : Ini 5 Pelanggaran Acara Bagi-bagi Sembako di Monas

"Karena ini bukan rahasia umum, tentang keterangan bahwa relawan Merah Putih meminta keluarga untuk tidak menyampaikan kronologi peristiwa, sudah tersebar di media. Walaupun tidak saya sampaikan, rekan-rekan sudah tahu," ujar Fayyad.

Sebelumnya, situasi ricuh membuat Komariah dan MR terhimpit massa yang sedang mengantre di acara pembagian sembako tersebut. MR disebut terinjak oleh massa.

Baca juga : Dilarang Disparbud, Panitia Untukmu Indonesia Tetap Akan Bagikan Sembako di Monas

Komariah mencoba menolong MR dengan membawa MR ke tempat yang aman. Saat itu, kondisi MR mengalami kejang-kejang dan muntah-muntah.

MR dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan untuk mendapat pertolongan. Namun, pada Minggu (29/4/2018) dini hari, nyawa MR tidak tertolong.

Pihak rumah sakit belum memberitahukan penyebab kematian MR kepada keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com