Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluasan Sistem Ganjil-Genap Diusulkan Dilanjutkan hingga Asian Para Games

Kompas.com - 30/08/2018, 13:51 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf mengatakan, pihaknya telah mengusulkan perpanjangan waktu penerapan perluasan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor pelat ganjil-genap. Sistem itu diusulkan  dilanjutkan hingga laga Asian Para Games 2018 selesai.

Asian Para Games 2018 merupakan ajang olahraga untuk para atlet Asia penyandang disabilitas yang akan dilaksanakan pada 8 hingga 16 Oktober 2018.

"Kalau kami kemarin merekomendasikan ini kan bulan 10 kan ada INAPGOC, Asian Para Games, kayak gini juga. Kalau saya merekomendasikan sampai itu Para Games selesai," kata Yusuf di Mapolda Metro Jaya, Kamis (30/8/2018).

Menurut dia, dalam pelaksanaannya, Asian Para Games tak jauh berbeda dengan Asian Games.

Baca juga: Anies: Asian Para Games Butuh Kebijakan Ganjil-Genap yang Sama

"Kalau nanti mungkin diatur-atur lagi kan nanti mungkin repot lagi ya. Terus waktu sosialisasinya kapan lagi. Kalau menurut saya sih, kemarin saya menyampaikan begitu. Mereka (Pemprov DKI) yang putuskan," kata dia.

Ia mengatakan, pembahasan mengenai hal ini berdasarkan evaluasi yang dilakukan pihak kepolisian dan pihak-pihak terkait. Menurut Yusuf, pihaknya menemukan berbagai keunggulan dari pelaksanaan sistem ganjil-genap.

"Kalau dari bidang lantas sendiri, dengan adanya ganjil-genap ini yang pertama pelanggarannya semakin lama semakin turun. Berarti masyarakat dari awal mungkin tidak tahu lama-lama menjadi tahu, positive thinking-nya seperti itu," sebutnya.

Tak hanya itu, dengan pelaksanaan sistem ganjil-genap Ditlantas Polda Metro Jaya mendapatkan data peningkatan kecepatan berkendara antara 20 hingga 30 kilometer per jam.

"Kemudian yang kita lihat juga terjadi peningkatan moda transportasi yang semakin menggunakan transportasi umum. Perpindahan transportasi dari kendaraan pribadi ke umum itu yang lebih ada peningkatanlah. Itu datanya ada di Transjakarta ya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com