Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda DKI Sebut Pendamping RW Tingkatkan Serapan Anggaran

Kompas.com - 07/09/2018, 17:06 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memohon agar anggaran perekrutan pendamping rapat RW diloloskan Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Kendati sudah dua kali ditolak, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah kembali berusaha meyakinkan DPRD DKI Jakarta. 

"Walaupun pimpinan (Banggar) sudah mengetuk palu, kiranya ini bisa disepakati dalam nanti berita acara. Jadi kalau berkenan dan saya minta dengan segala hormat untuk kiranya anggaran ini dikabulkan," kata Saefullah dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) 2018, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat.

Baca juga: Ditolak DPRD, Pemprov DKI Ngotot Usulkan Uang Transpor Pendamping RW

Hampir seluruh anggota banggar, termasuk Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi tidak setuju anggaran perekrutan dan pelatihan pendamping Rp 1,6 miliar yang diajukan pada APBD Perubahan 2018.

Hanya anggota banggar Bestari Barus yang menyetujui anggaran tersebut.

Namun, Saefullah tetap meyakinkan bahwa pendamping bakal mempermudah pekerjaan dan meningkatkan kualitas serapan anggaran.

Anggota banggar sekaligus anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mempertanyakan kegigihan Saefullah untuk meloloskan anggaran ini.

Sebab, pihaknya sudah dua kali menolak.

Baca juga: DPRD DKI Sepakat Kenaikan Dana RT, RW, LMK, dan Dewan Kota

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI bidang Pemenangan Pemilu Gembong Warsono, di DPD PDIP, Tebet, Jakarta Selata . Senin (25/4/2016)Kompas.com/Robertus Belarminus Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI bidang Pemenangan Pemilu Gembong Warsono, di DPD PDIP, Tebet, Jakarta Selata . Senin (25/4/2016)
"Saya jadi curiga, kok hebatnya Pak Sekda memperjuangkan ini (anggaran pendamping RW), ada apa di balik ini? Akhirnya, mohon maaf kita jadi saling curiga," kata Gembong.

Gembong menilai Pemprov DKI tidak perlu merekrut orang baru jika ingin meningkatkan serapan anggaran.

Hal yang sama disampaikan anggota banggar lainnya, Very Yonevil.

Baca juga: Pemprov DKI Meyakinkan, DPRD DKI Tetap Tolak Usulan Uang Transpor Pendamping RW

Very yang mengaku sudah berpengalaman bertahun-tahun sebagai pengurus RW mengatakan, warga sebenarnya mengeluhkan usulan mereka yang tidak kunjung terealisasi.

"Berapa persen sih yang paling tinggi bisa diserap? Jadi enggak perlulah pendampingan karena akan menghamburkan anggaran walaupun nilainya kecil," ujar Very.

Pembahasan yang alot ini akhirnya disimpan untuk dibicarakan kembali.

Baca juga: Pemprov DKI Usulkan Kenaikan Dana untuk RT, RW, LMK, dan Dewan Kota

Sebagian anggota banggar mengusulkan agar anggaran perekrutan ini ditolak di APBD-P dan dibahas kembali pada APBD 2019.

Penambahan pendamping dari masyarakat ini diatur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Pergub Nomor 81 Tahun 2018 tentang Satuan Biaya Khusus untuk Kegiatan Rembuk Rukun Warga dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam Rangka Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.

Pergub itu mengatur Pemprov DKI akan memberi upah bagi pendamping pembahasan APBD dari tingkat RW hingga provinsi Rp 150.000 per orang per hari.

Baca juga: DPRD DKI Rekomendasikan Uang Transpor buat Rapat RW Tak Diloloskan

Ada 2.737 anggota yang akan direkrut se-DKI, dengan sebaran satu orang per RW.

Pendamping ini akan membantu memasukkan usulan warga ke e-musrenbang dan mengawalnya hingga ke tingkat musrenbang provinsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com