Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Setiap Ada Pembangunan, Oknum Anggota Ormas Pasti Minta Uang Jatah"

Kompas.com - 16/09/2018, 14:40 WIB
Dean Pahrevi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Aksi pungutan liar (pungli) kerap terjadi di kawasan ruko kompleks Galaxy, Jalan Taman Galaxy Raya, Bekasi Selatan, oleh sejumlah orang yang mengaku perwakilan dari organisasi masyarakat (ormas).

Iskandar, salah satu pengusaha baju di kawasan ruko kompleks Galaxy mengaku kerap diperas oknum anggota ormas saat ia merenovasi rukonya.

"Setiap ada pembangunan, mereka (oknum anggota ormas) pasti minta uang jatah karena ini daerah mereka, 'kalian bisnis di sini dan harus bayar'," kata Iskandar menirukan ucapan pelaku pungli, Minggu (16/9/2018).

Iskandar menambahkan, jumlah uang yang diminta mereka mencapai jutaan rupiah.

"Nominalnya mereka patok, dan itu bukan nominal yang kecil, satu juta atau dua juta bahkan mereka suka intimidasi tukang-tukang kita yang lagi kerja untuk distop kerjanya," tambahnya.

Iskandar berharap ada tindakan tegas atau pengawasan dari pihak kepolisian terhadap oknum anggota ormas yang meresahkan pengusaha di ruko kompleks taman Galaxy.

"Harus ditindak oleh kepolisian karena ini udah meresahkan masyarakat, khususnya buat kita yang usaha," harap Iskandar.

Baca juga: 4 Orang Mengaku dari Ormas Diduga Lakukan Pungli di Ruko di Bekasi

Sebelumnya, terjadi aksi dugaan pungli didilakukan empat orang yang mengaku perwakilan organisasi masyarakat (Ormas) kepada sebuah ruko yang sedang direnovasi di Jalan Taman Galaxy Raya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi pada Selasa (11/9/2018).

Lukman Hakim, salah satu karyawan ruko tersebut mengatakan, empat orang yang mengaku anggota ormas itu mendatangi dirinya ketika berada di ruko yang sedang direnovasi dan meminta uang Rp 5 juta.

"Selasa (11/9/2018) ada empat orang datang ngakunya dari ormas, minta uang Rp 5 juta. Mereka bilang kita banyak salah membangun, tidak mengikuti aturan mereka yang katanya menguasai daerah dia," kata Lukman.

Baca juga: Polisi Tangkap Preman yang Pungli di Tanah Abang

Sementara itu, Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Bambang mengatakan, pihaknya hingga kini masih memburu empat anggota ormas yang melakukan dugaan pungli tersebut.

"Kita masih selidiki, ya masih kita cari hingga sekarang melalui rekaman CCTV," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com