Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Sebut Teroris di Indonesia Banyak Dipengaruhi Jaringan Teroris Luar Negeri

Kompas.com - 27/09/2018, 18:44 WIB
Dean Pahrevi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, ancaman terorisme di Indonesia dipengaruhi oleh jaringan terorisme di luar negeri.

Hal itu disampaikan Tito di Universitas Bhayangkara, Kota Bekasi, Kamis (27/9/2018).

Tito mengatakan, terorisme Indonesia banyak dipengaruhi oleh jaringan terorisme dari Suriah dan Afghanistan.

"Lebih banyak dipengaruhi oleh jaringan dinamika terorisme di luar negeri khusunya di Syiria dan Afghanistan, Timur Tengah. Sehingga kelompok-kelompok yang dulunya mereka menganut ideologi ini Indonesia, (terorisme Indonesia) mendapat udara baru," kata Tito, di Universitas Bhayangkara, Kota Bekasi, Kamis (27/9/2018).

Baca juga: Minibus Densus 88 Terguling di Margonda Setelah Mengantar Tahanan Teroris

Tito membagi dua gelombang terorisme Indonesia yang berafiliasi dengan terorisme luar negeri.

Dua gelombang itu yakni, Jamaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi dengan Jamaah Ansarut Tauhid (JAD) yang berafiliasi ke ISIS di Syiria dan kelompok Al-Qaeda, di Afghanistan.

"Gelombang Al-Qaeda berhubungan dengan JI dan gelombang yang sekarang adalah antara ISIS dengan JAD, sekarang yang lebih banyak bermain adalah kelompok JAD yang berafiliasi ISIS," ujar Tito.

Tito menyatakan, langkah yang baik untuk membasmi terorisme di Indonesia yakni dengan penegakan hukum yang kuat.

Baca juga: Pihak Teroris Abu Afif Merasa Vonis Hakim Terlalu Tinggi

"Penegakan hukum (yang) harus dilakukan ada empat syaratnya, satu kemampuan deteksi aparat harus kuat, yang kedua aparat harus kemampuan pengananan penyelidikan secara ilmiah. Ketiga harus memiliki kemampuan straight edge yang bisa beroperasi di segala medan, keempat harus memiliki undang-undang yang kuat," jelas Tito.

Sementara, dalam melawan ideologi terorisme, caranya bisa melalui deradikalisasi, kontra-radikalisasi, kontra-ideologi.

"Program untuk menangani jaringan sistem internet yang digunakan kelompok-kelompok itu, dan menangani permasalahan-permasalahan lokal yang membuat ideologi ini berkembang," ujar Tito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
417 Bus Transjakarta Akan 'Dihapuskan', DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

417 Bus Transjakarta Akan "Dihapuskan", DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

Megapolitan
Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Megapolitan
Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Megapolitan
Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com