Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taukah Anda? Senjata Api Punya "Sidik Jari", Ini Fungsinya ...

Kompas.com - 17/10/2018, 09:10 WIB
Sherly Puspita,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, layaknya tangan manusia, setiap senjata api memiliki "sidik jari".

Ia mengatakan, sidik jari senjata mampu menciptakan alur khusus pada peluru yang ditembakkan dari senjata tersebut.

"Bahwa setiap senjata punya sidik jari berasal dari laras senjata. Di dalamnya ada alur sehinggga setiap anak peluru yang keluar itu ada bekasnya," ujar Nico, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/10/2018).

Nico mengatakan, hal inilah yang dapat digunakan untuk mencocokkan senjata mana yang digunakan untuk menembakkan sebuah anak peluru.

Baca juga: 2 Tersangka Kasus Peluru Nyasar di Gedung DPR Bukan Anggota Perbakin

Menurut Nico, teknik pencocokan ini digunakan untuk menyelidiki pelaku dalam kasus "peluru nyasar" di Gedung DPR RI pada Senin (15/10/2018).

"Hasilnya, peluru yang ditembakkan setelah diuji di Labfor (laboratorium forensik) kemudian anak peluru yang ditemukan dari lantai 13 dan 16 (Gedung DPR RI) itu sama garisnya sejajar," papar Nico.

"Ini yang dinamakan sidik jari senjata. Sehingga, kami bisa mengetahui apakah senjata yang digunakan tersangka dan anak peluru yang digunakan itu identik atau tidak," ujar dia.

Tak hanya memeriksa sidik jari senjata, dalam kasus ini, polisi juga melakukan uji menembak untuk membandingkan bentuk anak peluru yang ditemukan di gedung DPR setelah membentur benda keras.

Kabid Palmedkor Puslabfor Bareskrim Polri Kombes Pol Ulung Kanjaya mengatakan, pihaknya membawa anak peluru yang ditemukan di Gedung DPR ke Labfor Mabes Polri untuk dilakukan uji tembak.

"Setelah kami cari referensi jarak tembaknya itu dapat mencapai lantai 13 maupun 16. Jadi, setelah ini dicurigai, kami melakukan penembakan uji tembak di shooting box Labfor. Hasil anak peluru yang didapat dibandingkan dengan kedua anak peluru yang di TKP itu identik," papar dia.

Diberitakan sebelumnya, polisi menetapkan dua orang tersangka berinisial I (32) dan R (34) dalam kasus peluru nyasar di Gedung DPR RI.

Baca juga: Kasus Peluru Nyasar di Gedung DPR RI dan Fakta-fakta di Baliknya...

Nico mengatakan, kedua tersangka diamankan di lapangan tembak Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) yang berada di samping Kompleks Parlemen tersebut.

Kedua tersangka datang sekitar pukul 12.00 WIB kemudian meminjam senjata jenis Glock 17 dan senjata api jenis Akai Custom yang biasanya digunakan untuk kegiatan berolahraga.

"Kemudian, kami melakukan pengecekan oleh labfor, apakah peluru yang didapatkan ini itu identik dengan salah satu senjata dan tim labfor juga bekerja. Kemudian didapatkan kesimpulan bahwa anak peluru yang ditemukan di kamar 1313 dan 1601 gedung DPR RI identik berasal dari senjata Glock 17 ini," tutur Nico, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/10/2018).

Saat ini, kedua tersangka menjalani masa penahanan di Mapolda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com