Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Transportasi Massal di Jakarta Butuh Dana Rp 605 Triliun

Kompas.com - 29/01/2019, 07:02 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun transportasi massal di Jakarta dalam jangka waktu 10 tahun. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, anggaran yang dibutuhkan untuk membangun transportasi itu mencapai Rp 605 triliun.

"Kami akan membutuhkan sekitar total lebih kurang Rp 605 triliun untuk bisa membangun semuanya. Nanti kira-kira per tahun Rp 60 triliun selama 10 tahun," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (28/1/2019).

Dalam rapat soal integrasi transportasi di Jakarta yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla kemarin, Anies diberi tugas untuk menyusun rencana pembangunan transportasi massal itu secara detail, termasuk anggarannya.

Baca juga: Wapres Kalla Sebut Butuh Waktu 10 Tahun Benahi Kemacetan dan Kekumuhan Jakarta

Dari rencana tersebut, pemerintah pusat dan Pemprov DKI akan mencari sumber pendanaan untuk membangunnya.

"Rp 60 triliun (per tahun), maka kami harus mencarikan sumber pendanaannya. Nah, ini bisa dibagi antara pemprov dengan pemerintah pusat," kata Anies.

Dalam rapat, Anies telah membeberkan kebutuhan moda transportasi massal di Jakarta beserta jangkauannya.

Transjakarta, kata Anies, harus menjangkau 2.149 kilometer wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hingga saat ini, transjakarta baru menjangkau 1.100 kilometer wilayah sehingga harus armadanya harus ditambah.

Anies juga menyebut moda light rail transit (LRT) harus menjangkau lebih dari 130 kilometer wilayah, sementara moda raya terpadu (MRT) harus dibangun untuk menjangkau 112 kilometer wilayah. Angkutan mikro juga harus tersedia lebih dari 20 ribu kendaraan.

Jusuf Kalla sebelumnya mengatakan, butuh waktu 10 tahun untuk membenahi kemacetan dan kekumuhan di Jakarta.

Baca juga: Jusuf Kalla Tugaskan Anies Rencanakan Pembangunan Transportasi untuk 10 Tahun

Dia menyebut persoalan kemacetan di Jakarta tak murni masalah transportasi, tetapi juga buruknya tata ruang dan wilayah Ibu Kota.

Kalla berharap ke depannya transportasi dan tata ruang saling terintegrasi sehingga macet dan kesan kumuh di Jakarta hilang.

Nantinya, anggaran penataan Jakarta dan juga kota di sekitarnya bisa dihimpun dari APBN, APBD, dan swasta.

"Itu anggaran keseluruhan yang bisa dilaksanakan dalam bentuk APBN, bisa dalam bentuk APBD, bisa dalam bentuk investasi swasta. Iya harus begitu keseluruhan. Itu untuk 10 tahun, harus selesai 10 tahun," ujar Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com