Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi JPO di Jalan Letjend Suprapto yang Memprihatinkan

Kompas.com - 07/03/2019, 16:00 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan penyeberangan orang di Jalan Letjend Suprapto, Jakarta Pusat dalam kondisi memprihatinkan. JPO itu melintang di atas underpass Senen.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Kamis (7/3/2019), tiang-tiang penyangga JPO berkarat dan berlubang pada beberapa bagian.

Cat yang melapisi tiang-tiang itu juga mulai mengelupas.

Baca juga: Spirit di Balik JPO Sudirman yang Instagrammable

Kondisi serupa terlihat pada lempengan besi JPO. Lempengan besi yang berfungsi sebagai pijakan bagi pejalan kaki tampak berkarat dan berwarna kecoklatan.

Atap fiber yang melindungi JPO tampak bolong pada beberapa bagian. Akibatnya, sinar matahari maupun hujan bisa langsung mengenai para pejalan kaki yang melintas.

Bahkan, coretan-coretan vandalisme juga terlihat memenuhi atap fiber JPO itu.

Jembatan penyeberangan orang di Jalan Letjend Suprapto, Jakarta Pusat dalam kondisi memprihatinkan. JPO itu melintang di atas underpass Senen. KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA Jembatan penyeberangan orang di Jalan Letjend Suprapto, Jakarta Pusat dalam kondisi memprihatinkan. JPO itu melintang di atas underpass Senen.

Saat melintas di badan JPO, suara berisik terdengar. Saat Kompas.com berada tepat di tengah badan JPO, getaran dari kendaraan bermotor yang melintasi underpass sangat terasa.

Tak banyak pejalan kaki yang melintas di JPO itu. Seorang pedagang asongan bernama Harun mengatakan, JPO itu sudah lama rusak.

Namun, ia menyebut tak pernah ada upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah.

"Dari pertengahan tahun 2018 memang sudah rusak begini. Karat di mana-mana, atap juga berlubang, yang lewat disini pun memang harus hati-hati," kata Harun kepada Kompas.com.

Ia berharap, JPO itu segera diperbaiki agar tidak menimbulkan korban jiwa.

"Mungkin harus roboh dulu ya, terus diperbaiki. Di bawah (JPO) ini kan underpass ya, kalau kita jatuh kan berbahaya. Kendaraan yang melintas (di underpass) kan banyak," ucap Harun.

Baca juga: Jembatan Lama Dirubuhkan, JPO Baru Dibangun di Daan Mogot dan Pasar Minggu

Pejalan kaki lainnya bernama Latifah juga mengeluhkan kondisi JPO itu. Apalagi, kata dia,, JPO itu sering dilintasi anak-anak saat pagi hari.

"Kalau pagi kan banyak anak sekolah yang lewat. Kalau lagi angin kencang juga goyang JPO-nya. Itu kan berbahaya. Segera diperbaiki lah, jangan sampai ada yang meninggal dunia, baru diperbaiki dan ada di pemberitaan," ujar Latifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com