Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Sesama Lewat Aplikasi "Jakarta Aman"

Kompas.com - 13/03/2019, 09:42 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan aplikasi ponsel "Jakarta Aman". Aplikasi ini punya fitur tombol darurat atau panic button yang terintegrasi dengan nomor darurat 112 yang dikelola Pemprov DKI Jakarta.

Direktur PT Indonesia Lebih Aman Muhammad Fardhan selaku pengembang aplikasi bercerita, perancangan aplikasi itu didorong oleh celah sistem keamanan di Indonesia. Ia mencontohkan kasus perampokan Pulomas pada Desember 2016 silam yang menewaskan enam dari 11 penghuni rumah.

Di Pulomas ada hansip, ada satpam, tapi tidak ada warga, tetangga yang tahu hal tersebut. Di sini kami lihat adanya gap, titik lemah dalam sistem keamanan kita," kata Fardhan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Baca juga: Ada Aplikasi Jakarta Aman, Warga Bisa Tekan Panic Button untuk Minta Pertolongan

Fardhan mengatakan, fitur tombol darurat tak hanya menyambungkan pengguna ke 112. Pengguna juga bisa menyiarkan kondisi daruratnya ke pengguna lain yang berada di radius lima kilometer.

Lewat aplikasi ini, pengguna juga bisa melaporkan berbagai kejadian mulai dari kekerasan pada perempuan dan anak, kenakalan, kriminal, darurat medis, hingga ketenteraman dan ketertiban umum.

"Semua user akan diberitahukan, lalu orang-orang yang mendapat indikasi dalam radius tersebut bisa memencet tombol help di mana ia urutan tercepat yang sedang membutuhkan pertolongan tersebut," kata Fardhan.

Selain fitur panic button, aplikasi "Jakarta Aman" juga punya fitur e-Siskamling atau siskamling digital. Dengan fitur ini, warga membuat grup lingkungannya lalu bisa saling mengabarkan dan memberi tahu jika ada tamu yang berkunjung 1x24 jam.

"Dan dalam setiap satu bulan si ketua RT ini bisa tahu tamunya siapa aja yang datang ke rumah ini 1x24 jam. Jadi di sini tercipta tamu harap lapor 1x24 jam itu akhirnya bisa kita laksanakan," ujar Fardhan.

Untuk menggunakan seluruh fitur, pengguna harus mengunggah foto KTP. Fardhan mengatakan kendati namanya "Jakarta Aman", aplikasi itu bisa digunakan oleh warga non-DKI.

Bisa digunakan di seluruh Indonesia

Aplikasi tersebut bahkan bisa diakses di seluruh wilayah Indonesia karena menyimpan semua nomor penting seperti ambulans dan kepolisian di seluruh Indonesia. Pengguna bisa langsung disambungkan ke instansi keamanan dan pemerintahan terdekat dari lokasinya.

"Tapi tombol keamanan hanya bisa dilakukan di daerah DKI Jakarta," kata dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi kerja sama tersebut. Ia menyebut laporan lewat telepon 112 merupakan pendekatan lawas yang perlu diperbarui.

"Yang tidak kalah penting ketika kita lapor lingkungan yang ada di sekitar kita mendapatkan lapooran itu dan bisa langsung bertindak juga sehingga bantuan itu datang dari lingkungan yang dekat kita," ujar Anies.

Anies mengimbau agar semua warga Jakarta dan masyarakat yang beraktivitas di DKI Jakarta mengunduh dan memanfaatkan aplikasi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com