JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo pada Jumat (29/3/2019) menyebutkan, indeks potensi kerawanan kabupaten/kota berubah setelah dimulainya kampanye terbuka pada 24 Maret 2019.
"Sekarang di tingkat kabupaten/kota yang rawan konfik Pemilu itu didominasi wilayah Jakarta. Kalau kemarin sebelum memasuki kampanye terbuka, 10 besar didominasi Papua," katanya.
Baca juga: Polrestabes Surabaya Antisipasi Kerawanan hingga Ancaman Terorisme saat Pilpres 2019
Wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur menjadi sejumlah kota dengan indeks kerawanan setelah kampanye terbuka dijalankan.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan, dalam pengalamannya di Pilkada DKI 2017 lalu, situasi konflik hanya terjadi di media sosial.
"Sehangat-hangatnya Pilkada itu hangatnya di sosmed. Di lapangan tenang-tenang saja, adem-adem saja. Tapi di sosmed ampun, sengat-sengat, kalau di lapangan biasa saja," katanya saat ditemui di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jumat malam.
Anies juga menyebutkan bahwa DKI Jakarta baru saja mendapatkan penghargaan indeks demokrasi.
Baca juga: Kapolda: Semua Daerah di Jatim Punya Potensi Kerawanan Saat Pemilu
"Tenang kok, bahkan Jakarta indeks demokrasi nomor satu. Kemarin kami mendapatkan penghargaan (indeks demokrasi) se-Indonesia," jelas Anies.
Adapun menurut Kepolisian Republik Indonesia (Polri), kabupaten/kota dengan indeks kerawanan tertinggi pasca-dibukanya kampanye terbuka adalah Tangerang Selatan, Sigi (Sulawesi Tengah), Jakarta Utara, Banggai (Sulewesi Tengah), Donggala, Jakarta Barat, Mentawai (Sumatra Barat), Tanah Datar (Sumatra Barat), Jakarta Timur, dan satu kabupaten di Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.