JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan bahwa pihaknya belum memiliki rencana terkait pengadaan kursi di unpaid area, atau wilayah luar gerbang pembayaran stasiun MRT.
"Belum ada (rencana) sampai saat ini," kata William kepada Kompas.com di Stasiun Lebak Bulus, Selasa (9/4/2019) malam.
William mengatakan, adanya kursi di unpaid area justru bisa menambah kepadatan penumpang di area yang juga jadi lokasi mengularnya antrean tiket itu.
Ia juga menyatakan bahwa desain stasiun MRT dirancang bagi para pelaju yang umumnya menggunakan MRT seorang diri.
Baca juga: Penumpang Lansia Keluhkan Tak Adanya Kursi di Luar Gerbang Pembayaran MRT
Sementara itu, sampai saat ini, sebagian penumpang masih datang berkelompok demi mencicipi moda transportasi yang satu ini.
William lantas menyatakan bahaa pihaknya akan menjamin kenyamanan bagi para penumpang prioritas, seperti ibu hamil, ibu menyusui atau membawa balita, lansia, dan penyandang disabilitas yang mesti menunggu di unpaid area.
"Penumpang prioritas akan kita arahkan ke back office. Nanti tinggal lapor ke petugas," ucap William.
"Kalau bawa bayi, kita ada nursing facilities. Kalau orang tua, atau apakah butuh kursi roda, atau apa, bisa minta diantar ke ruang petugas stasiun," imbuhnya.
Sebelumnya, sejumlah penumpang mengeluhkan ketiadaan kursi di unpaid area stasiun MRT. Sebagian besar memutuskan untuk duduk lesehan di lantai stasiun. Padahal, beberapa di antaranya merupakan penumpang lanjut usia.
Seorang penumpang, Silvi (38) misalnya, menilai penting keberadaan kursi di area luar gerbang pembayaran stasiun MRT. Apalagi, lanjutnya, MRT tidak hanya digunakan oleh penumpang dengan kondisi fisik prima.
"Perlu dong ada kursi, apalagi untuk penumpang prioritas, sangat diperlukan. Misalnya untuk lansia seperti ibu saya, orang hamil," ujar Silvi menunjuk ibunya, Erna (63) yang irit bicara.
Baca juga: PT KCI Sebut MRT Tak Membunuh KRL
Silvi dan Erna tengah bersandar di pagar kaca Stasiun MRT Lebak Bulus ketika diwawancarai Kompas.com.
Silvi berujar, ia sudah menunggu suaminya yang masih terjebak dalam antrean refund uang jaminan tiket sekali jalan MRT selama lebih dari lima menit. Maka, wajar bila keberadaan kursi untuk menunggu dibutuhkan.
"Masalahnya, mesin tiketnya belum aktif semua, banyak yang out of order. Jadi lama, ya, beli atau tukar tiketnya," ia menjelaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.