DEPOK, KOMPAS.com - Niman Muslim (64), anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS) 15 Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, menghembuskan napas terakhirnya pada Senin (22/4/2019).
Niman diduga meninggal lantaran kelelahan setelah bertugas pada Pemilu 2019 ini.
Niman meninggalkan 4 anak dan 8 cucunya. Ia dikenal sebagai orang yang aktif dan peduli terhadap lingkungan.
Sehari sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Niman masih sempat mengikuti kerja bakti lingkungan.
Baca juga: Kisah Petugas PPS yang Harus Kehilangan Anaknya Setelah 5 Hari Dirawat
Lena, anak keempat almarhum Niman, bercerita, saat kerja bakti tersebut, Niman menitipkan pesan terakhir kepada ketua RT setempat.
"Bapak sempat berpesan ternyata sama ketua RT sini, dia pesan tolong dibuatkan gorong-gorong air di lingkungan rumah," ucap Lena di kediamannya di Jalan Rivaria IV Dalam, Bedahan, Kamis (25/4/2019).
Lena mengatakan, pesan tersebut disampaikan oleh ayahnya mengingat saat ini sudah semakin banyak bangunan di lingkungan tempat tinggalnya.
Kawasan tempat tinggal Niman juga kerap banjir tiap datang hujan.
"Mungkin karena sekarang sudah banyak rumah ya, empat tahun lalu waktu kami pindah di sini belum seramai ini. Bapak takut banjir mungkin kalau enggak ada gorong-gorong air," ujar Lena.
Meski Niman baru empat tahun tinggal di Jalan Rivaria Dalam IV, ia dikenal orang yang peduli pada orang-orang sekitarnya.
Bahkan, ia pernah membeli lampu jalan sendiri agar warga di rumahnya tidak kegelapan saat melintas di jalan tesebut.
“Iya jadi kan lampu di kawasan ini kan gelap ya, dia takut kalau orang-orang lewat kena ular atau ada orang jahat, makanya dia langsung pasangin lampu sendiri di jalan itu pakai uang dia sendiri kok,” ucap dia.
Baca juga: Di Kabupaten Bekasi, 3 Petugas KPPS Gugur dan 1 Luka Serius
Lena mengatakan, ayahnya tersebut juga pernah mengusulkan pelebaran jalan di kawasan rumahnya. Jalan yang dilebarkan tersebut, kata dia, akan diberi nama Jalan Niman.
“Pak RT sempat ada omongan sama keluarga, katanya jalan yang di samping rumah mau dinamain Gang Niman seperti nama bapak,” kata dia.
Kendati demikian, rencana ini masih dalam pembahasan warga. Pihak keluarga pun tak ingin pemberian nama jalan dengan nama Niman itu menimbulkan polemik.
Pihak keluarga, kata Lena, merelakan kepergian Niman dan tidak menyalahkan pihak mana pun.
"Kami sudah ikhlas merelakan kepergian bapak dan tidak akan menyalahkan siapa pun karena ini takdir yang tak bisa dilawan," ujar Lena.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.