Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Ahok, Pedagang Kerak Telor Curhat Tak Diberi Tempat Dagang di Lapangan Banteng

Kompas.com - 09/07/2019, 16:43 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pedagang kerak telor bercerita kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berkunjung ke Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/7/2019).

Hal itu diketahui dari vlog berjudul "Pertama Kali ke Lapangan Banteng" yang diunggah di akun Youtube "Panggil Saya BTP", Selasa (9/7/2019).

Dalam vlog tersebut, pedagang kerak telor itu mengaku sudah berjualan di luar area Taman Lapangan Banteng sejak 1977. Namun, sekarang dia dan para pedagang tidak difasilitasi tempat berjualan dan sering ditertibkan Satpol PP.

"Dari tahun 1977, saya sudah di sini, zaman terminal, makanya namanya Kerak Telor Lapangan Banteng. Saya sudah dari kecil di sini, (tapi sekarang) berapa kali diangkut, enggak dikasih tempat sampai sekarang," kata pedagang itu curhat ke Ahok.

Baca juga: Pernah Diberangkatkan ke Maroko, Pedagang Ini Beri Ahok Kerak Telor

Pedagang tersebut mengaku tidak lagi diizinkan berjualan di Balai Kota DKI Jakarta. Padahal, saat Ahok masih menjabat sebagai gubernur, dia mengaku boleh berjualan di sana tiap Sabtu dan Minggu.

"Zamannya Bapak, saya bisa dagang di Balai Kota, kerak telor, dagang saya. Sekarang udah enggak bisa dagang lagi. Setiap Sabtu-Minggu saya dagang (saat era Ahok)," ujarnya.

Menurut Ahok, para pedagang seharusnya difasilitasi tempat untuk berjualan di Taman Lapangan Banteng. Setiap tempat wisata di luar negeri, kata Ahok, selalu menyediakan tempat untuk berjualan.

Baca juga: Kata Ahok, Revitalisasi Ubah Wajah Taman Lapangan Banteng yang Seram dan Kumuh

"Harusnya kan boleh. Maksudnya diatur gitu loh," kata Ahok.

Ahok pun menyarankan pedagang tersebut untuk mengajukan surat permohonan agar Pemprov DKI menyediakan tempat berdagang di Taman Lapangan Banteng.

"Bikin aja ramai-ramai bikin surat supaya sediain beberapa tempat titik. Saya di luar negeri pun, tempat wisata gitu, pasti ada titik untuk orang dagang, harus ada titiknya, tapi enggak boleh banyak, udah ditentuin-tentuin," tambahnya.

Dalam vlog tersebut, pedagang itu memberikan kerak telor kepada Ahok. Kerak telor itu merupakan ucapan terima kasih karena dia pernah diberangkatkan ke Maroko saat Ahok menjabat sebagai gubernur DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com