Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gapura Replika Garuda Pancasila Pecahkan Rekor MURI

Kompas.com - 17/08/2019, 13:50 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berhasil mencatatkan rekor dunia dengan pembuatan gapura replika burung Garuda Pancasila setinggi 17 meter yang terbuat dari rangkaian kacang tanah pada momen HUT ke-74 Republik Indonesia.

Pembuatan gapura replika Garuda Pancasila itu menghabiskan bahan baku kacang tanah seberat 1.5 ton dengan proses pengerjaan selama delapan hari yang melibatkan 45 seniman.

"Kenapa kacang, karena ada filosofi kacang jangan lupa kulit. Sehingga harapannya terutama bagi generasi muda filosofi ini jangan dilupakan," kata Sigit Gunarjo selaku Plh Direktur Penelitian, Pengembangan & Budaya TMII di Jakarta, Sabtu (17/8/2019), seperti dikutip Antara.

Pembuatan rekor dunia gapura replika burung Garuda Pancasila itu juga berkolaborasi dengan PT Extramarks Education Indonesia.

Pihak Museum Rekor Indonesia (MURI) yang diwakili oleh Awan Raharjo mengesahkan bahwa pembuatan gapura raksasa itu tidak hanya tercatat sebagai rekor Indonesia, melainkan menjadi rekor dunia baru.

"Pembuatan gapura ini tidak hanya diklaim sebagai rekor nasional saja. Akan tetapi MURI dengan bangga mengukuhkan rekor hari ini sebagai rekor dunia," ujar dia.

Direktur Utama TMII Tanribali Lamo yang hadir pada kesempatan itu secara langsung menerima piagam penghargaan rekor dunia pembuatan gapura replika burung Garuda Pancasila dari MURI.

"Mudah-mudahan pemecahan rekor ini bisa membawa berkah bagi Taman Mini, terutama pengesahannya dilakukan pada 17 Agustus," kata Tanribali Lamo.

Pengelola TMII berharap agar kehadiran gapura raksasa berbentuk replika burung Garuda Pancasila itu bisa menarik kunjungan wisatawan mancanegara sekaligus mengenalkan keragaman budaya Indonesia.

"Selain bisa mempromosikan keanekaragaman budaya juga supaya wisatawan asing masuk ke Indonesia dan pintu gerbang utamanya ada di TMII," kata Sigit Gunarjo selaku PLH Direktur Penelitian, Pengembangan & Budaya TMII.

Sigit mengatakan bahwa gapura raksasa berbahan kacang tersebut dapat tahan dalam kondisi cuaca hujan karena dibuat dengan material bahan yang telah dipikirkan.

"Hujan enggak masalah karena bahan rangkanya scafolding. Kemudian bahan untuk gapura menggunakan multipleks 12 mm. Bahan dasar kacang direkatkan dengan lem yang tahan panas dan hujan," ujarnya.

Dia menambahkan, pengunjung TMII dapat menyaksikan kemegahan gapura raksasa tersebut sampai tanggal 31 Agustus 2019.

"Ini adalah karya-karya budaya monumental yang dicatatkan sebagai rekor dunia sehingga Indonesia bisa lebih dikenal di dunia internasional," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com