Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan ERP di Kalimalang Dinilai Tepat tetapi Gegabah

Kompas.com - 15/11/2019, 19:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi menilai, langkah Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memilih Jalan Kalimalang untuk dikenai sistem electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar mulau tahun 2020 sudah tepat.

Penilaian itu tepat jika dibandingkan dengan jalan-jalan lain di perbatasan Jakarta-Bekasi.

"Memang kalau Jalan Kalimalang, ya sesuai. Artinya, kendaraan kecil yang jadi sasaran," ujar Sekretaris Dishub Kota Bekasi, Deded Kusmayadi melalui telepon, Jumat (15/11/2019) sore.

"Kalau yang dikenai ERP Jalan Sultan Agung, misalnya, itu kan yang lewat kendaraan besar, truk. Kalau Kalimalang memang kendaraan pribadi, motor dan mobil yang cenderung mau ke Jakarta," tambah dia.

Baca juga: Dishub Kota Bekasi Sayangkan Minimnya Sosialisasi Rencana ERP di Jalan Kalimalang

Meski pemilihan ruas jalan sudah tepat, Deded menganggap bahwa pemilihan itu tidak didasari rencana yang matang. Singkatnya, kebijakan ini dinilai gegabah, sebab ada berbagai aspek yang luput dipertimbangkan serta sosialisasinya tak jelas.

"Padahal 2020 kan sudah tahun depan," ujar Deded.

Pertama, belum ada ketentuan yang jelas mengenai warga sekitar Jalan Kalimalang yang setiap hari mau tak mau melintasi ruas jalan tersebut.

"Saya tidak bisa menjawab manakala ada yang bertanya, 'Pak, saya orang sini (Kalimalang), bagaimana?'," ujar Deded.

Kedua, di waktu yang bersamaan, proyek pembangunan Tol Becakayu di sekitar Kalimalang masih terus digarap hingga tahun 2020.

"Pembangunan (Tol) Becakayu kan juga belum selesai. Harusnya kan pertimbangannya ke sana (proyek Tol Becakayu masih berlanjut) juga," kata Deded.

Ketiga, belum jelas cara pemerintah pusat menyiapkan mekanisme agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum dengan penerapan ERP itu.

"Maksudnya kan baik, memindahkan moda transportasi dari pribadi ke umum. Kalau BPTJ sudah ada busnya sih, ya cukup," ujar Deded.

Fasilitas park and ride yang dianggap penting sebagai cara pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum pun belum rampung di Kota Bekasi.

Pembangunannya baru akan dimulai pada 2020 nanti menggunakan dana hibah DKI Jakarta. Itu artinya, saat ERP resmi diterapkan di Kalimalang, fasilitas park and ride baru mulai digarap.

"Memang sudah masuk tahap feasibility studies dan detailed engineering design. Tapi kan belum jadi, perlu waktu pembangunannya," ujar Deded.

Baca juga: BPTJ: ERP Bukan Menggantikan Penerapan Ganjil Genap

"Kami kan untuk mendukung (ERP), perlu sarana dan aturannya juga. Tapi kan belum sampai ke kami, siapa yang disasar, jenis kendaraan apa, jam berapa, tujuannya bagaimana. Prinsipnya, saya menerima kalau ini kebijakan nasional. Tapi harusnya juga kami diberi ruang sosialisasi agar jelas dan tidak menimbulkan dampak," kata dia.

BPTJ sebelumnya memastikan bahwa sistem electronic road pricing atau jalan berbayar akan diterapkan pada 2020, termasuk di perbatasan Jakarta, seperti Jalan Raya Margonda di Depok dan Jalan Kalimalang di Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com