Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Wakil Wali Kota Jakpus dan Pimpinan Komisi B DPRD DKI Bernostalgia soal Kawasan Sabang

Kompas.com - 15/01/2020, 20:20 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana penataan Kawasan Sabang, Jakarta Pusat, oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapat protes dari Paguyuban Pengusaha Jalan Sabang (PPS).

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi yang hadir memastikan bahwa konsep penataan itu tak akan merugikan pengusaha.

Apalagi, dirinya mempunyai kedekatan dengan Kawasan Sabang yang menjadi lokasi berjajan kuliner sewaktu duduk di bangku sekolah.

"Saya dari tahun 1970-an SMP sudah nongkrong di Sabang. Saya warga Minang jadi saya tahu pengusaha kalau perlu dibina. Kami ingin ekonomi bangkit, bukan kami hancurkan," ucap Irwandi di lantai 9, Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2020).

Baca juga: Kawasan Sabang akan Dikembalikan Jadi Tempat Nongkrong Era 70-an

Ia menuturkan bahwa penataan tersebut justru untuk mengembalikan kejayaan Kawasan Sabang sebagai salah satu pusat kuliner di Ibu Kota.

Kejayaan tersebut, menurut dia, sempat dirasakan sekitar tahun 1970 hingga 1980-an.

"Ini baru konsep seperti apa ditata masih jauh. Kita akan komprehensif, goal kita mengembalikan kejayaan Sabang. Ingin mengembalikan kayak saya jaman SMA kita ingin hidupkan lagi," jelasnya.

Tak hanya Irwandi, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Azis juga bernostalgia ketika mendengar Kawasan Sabang.

"Dulu saya juga nongkrong di situ jaman SMP SMA. Itu tempat memang bersejarah untuk kita semua. Saya setuju ini ditata dengan baik," kata dia.

Baca juga: Temui DPRD DKI, Pengusaha Mengadu Resah dengan Rencana Penataan Jalan Sabang

Abdul memastikan bahwa konsep penataan yang saat ini direncanakan Pemprov DKI Jakarta masih belum final.

Justru pertemuan atau audiensi dengan pengusaha untuk meminta masukkan terkait bentuk kawasan.

"Yang perlu kita ketahui dalam porses pengeksekusian sebuah tahapan pertama adalah kajian. Jauh dari sebelum eksekusi ada perencanaan kajian, baru tender. Dari proses tender kajian ke pengerjaan masih lama. Kan ada bertemu tokoh masyarakat, ada masukkan," ujar Azis.

"Kalai sudah selesai baru dianggarkan proses eksekusinya. Penganggarannnya pun masih lama, masuk ke Dewan diuji lagi," tutupnya.

Baca juga: Diprotes Pengusaha, Pemkot Jakpus Sebut Penataan Kawasan Sabang Masih Konsep

Pemprov DKI Jakarta akan mengembalikan kawasan Sabang, Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat, jadi tempat nongkrong tahun 1970-an.

Penataan akan dilakukan setelah trotoar Sabang direvitalisasi.

"Dulu kan Jalan Sabang itu terkenal memang tempat nongkrong tahun-tahun 70-80-an, ya kami hidupkan lagi, tapi sesuai dengan gaya yang lebih kekinian, milenial," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia saat dihubungi, Rabu (15/1/2020).

Cucu berujar, Sabang nantinya tidak akan hanya menjadi pusat kuliner. Kawasan itu juga akan menjadi objek wisata tempat berkumpulnya warga.

Rencana ini mendapat protes dari Paguyuban Pengusaha Jalan Sabang (PPS) yang merasa dirugikan jika nantinya ada penataan kawasan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aji Jaya, Wajah Baru di Pilkada Bogor yang Punya 5 Kartu Sakti

Aji Jaya, Wajah Baru di Pilkada Bogor yang Punya 5 Kartu Sakti

Megapolitan
Sebelum Cabuli Anaknya, R Sempat Diminta Buat Video Mesum dengan Suaminya

Sebelum Cabuli Anaknya, R Sempat Diminta Buat Video Mesum dengan Suaminya

Megapolitan
Fakta Ibu Cabuli Anak Kandung di Tangsel: Mengaku Disuruh Seseorang dan Takut Fotonya Tanpa Busana Disebar

Fakta Ibu Cabuli Anak Kandung di Tangsel: Mengaku Disuruh Seseorang dan Takut Fotonya Tanpa Busana Disebar

Megapolitan
Kemenkes Tanggung Anggaran Revitalisasi 3 RS Besar di Jakarta, Heru Budi: Pemprov DKI 'Back-up' Perizinan

Kemenkes Tanggung Anggaran Revitalisasi 3 RS Besar di Jakarta, Heru Budi: Pemprov DKI "Back-up" Perizinan

Megapolitan
Heru Budi Bantah Kabar Pemprov DKI Bakal Bongkar Tiang Monorel di Rasuna Said

Heru Budi Bantah Kabar Pemprov DKI Bakal Bongkar Tiang Monorel di Rasuna Said

Megapolitan
Warga: Petugas Jasa Marga Tak Pernah Mengecek Kondisi JPO yang Berlubang di Jatiasih

Warga: Petugas Jasa Marga Tak Pernah Mengecek Kondisi JPO yang Berlubang di Jatiasih

Megapolitan
Jumlah Pemilih di Pilkada Kota Bogor Bertambah, KPU Mutakhirkan Data

Jumlah Pemilih di Pilkada Kota Bogor Bertambah, KPU Mutakhirkan Data

Megapolitan
Bocah Jatuh dari JPO ke Tol JORR Cikunir, Korban Diduga Pemburu Klakson “Telolet”

Bocah Jatuh dari JPO ke Tol JORR Cikunir, Korban Diduga Pemburu Klakson “Telolet”

Megapolitan
Kemenkes Bakal Revitalisasi Tiga Rumah Sakit Besar di Jakarta agar Terintegrasi Ruang Publik

Kemenkes Bakal Revitalisasi Tiga Rumah Sakit Besar di Jakarta agar Terintegrasi Ruang Publik

Megapolitan
Aji Jaya Bintara Siap Maju pada Pilkada Bogor, Akui Dapat Restu Prabowo

Aji Jaya Bintara Siap Maju pada Pilkada Bogor, Akui Dapat Restu Prabowo

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Dijerat Pasal Berlapis

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Dijerat Pasal Berlapis

Megapolitan
Kondisi JPO di Jatiasih yang Buat Bocah Jatuh ke Jalan Tol, Kawat Berlubang Ditambal Tali Tambang

Kondisi JPO di Jatiasih yang Buat Bocah Jatuh ke Jalan Tol, Kawat Berlubang Ditambal Tali Tambang

Megapolitan
Warga Sebut Kawat JPO Jatiasih Berlubang karena Pemasangan Reklame

Warga Sebut Kawat JPO Jatiasih Berlubang karena Pemasangan Reklame

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Megapolitan
Diduga Cabuli Muridnya, Pelatih Les Renang di Bogor Ditangkap

Diduga Cabuli Muridnya, Pelatih Les Renang di Bogor Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com