Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 Terus Bertambah, RSPI Sulianto Saroso Usulkan Tambahan Alat Pelindung Diri

Kompas.com - 10/03/2020, 16:30 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - RSPI Sulianti Saroso sebagai salah satu rumah sakit rujukan kasus Covid-19 tengah mengusulkan penambahan alat pelindung diri (APD) yang berfungsi saat petugas kontak dengan pasien.

Direktur Medik Keperawatan dan Penunjang RSPI Sulianti Saroso Dyani Kusumowardhani mengatakan, sebenarnya persediaan APD di rumaj sakit tersebut masih cukup.

Namun, pihak rumah sakit tetap mengusulkan penambahan persediaan.

Baca juga: 2 WNA Positif Covid-19 di Sulianti Saroso Punya Riwayat Kontak dengan Pasien Kasus 1

"Alhamdulillah kami masih punya cukup persediaan (APD) saat ini, dan kami juga sedang mengupayakan tambahan karena pasien ada terus," kata Dyani di RSPI Sulianti Saroso, Selasa (10/3/2020).

Sementara itu, untuk melengkapi kebutuhan petugas kesehatan yang menangani kasus Covid-19, RSPI Sulianti Saroso mengalihtugaskan perawat dari bagian lain ke ruang isolasi.

"Untuk tenaga kami mengalih tugaskan perawat dari ruang lain untuk masuk ke ruang isolasi, jadi disesuaikan dengan kebutuhan di ruang isolasi," ucap Dyani.

Adapun RSPI Sulianti Saroso memiliki total sebelas ruang isolasi ketat, di mana satu di antaranya dilengkapi alat bantu pernapasan atau ventilator.

Apabila kondisi darurat terjadi, RSPI bisa menampung hingga 150 pasien untuk diisolasi.

Saat ini, ada sembilan orang yang sedang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso.

Pasien yang diisolasi adalah enam pasien positif Covid-19, yakni Kasus 01, 02, 03, 04, 10, dan 11, serta tiga orang pasien dalam pengawasan (PDP).

Sementara itu, secara nasional, sudah ada 19 kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Kasus penyakit yang disebabkan virus corona ini pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (2/3/2020).

Baca juga: 3 Pasien Baru Covid-19 di RSUP Persahabatan Baru Pulang dari Malaysia

Menurut Jokowi, virus corona itu didapat dari warga negara Jepang yang sempat melakukan perjalanan di Indonesia.

Dia kemudian menularkan itu ke pasien kasus 1, lalu virus corona itu sampai ke pasien kasus 2.

Pemerintah kemudian menelusuri dengan skema klaster untuk mengantisipasi penyebaran virus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' di Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com