Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Berikan Pertolongan Pertama Ketika Serangan Jantung Terjadi Saat Bersepeda

Kompas.com - 26/06/2020, 17:35 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Bersepeda menjadi salah satu olahraga yang bermanfaat bagi kesehatan.

Kini aktivitas gowes menjadi tren masyarakat Jakarta dan sekitarnta di tengah pandemi Covid-19.

Namun, perlu diingat bahwa kondisi kesehatan dan stamina harus diperhatikan ketika bersepeda agar terhindar dari serangan jantung.

Dokter spesialis jantung Rumah Sakit Omni Alam Sutera dan Harapan Kita Renan Sukmawan mengatakan, detak jantung saat berolahraga lebih cepat dua kali lipat dibanding dengan aktivitas biasa.

Baca juga: Kiat Mencegah, Mengenali, dan Antisipasi Serangan Jantung bagi Pesepeda

Pada aktivitas biasa, jantung akan berdetak 60 hingga 100 kali dalam satu meni. Namun, saat berolahraga detak jantung dapat mencapai 200 kali.

Karena itu, pesepeda harus waspada akan bahaya serangan jantung yang mengintai. Kenali gejalanya dan ketahui cara melakukan pertolongan pertama sebelum mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

"Lalu bagaimana jika gejala serangan jantung itu terjadi saat sedang olahraga, sesak misalnya. Pertama, stop dulu. Tarik napas yang dalam, rasakan pertumbuhannya," kata Renan kepada Kompas.com, Jumat (26/6/2020).

Apabila rasa sesak di dada tidak hilang dalam upaya mengatur napas, segeralah pergi ke rumah sakit terdekat.

Sebab, dikhawatirkan sesak napas tersebut dapat berlanjut lebih parah.

Baca juga: Sesak Napas sampai Nyeri Dada, Kenali Gejala Awal Serangan Jantung Saat Bersepeda

"Intinya tenangkan diri. Lihat eveluasi keluhannya masih ada atau enggak. Baru kemudian ke rumah sakit. Itu pertama," kata Renan.

Namun, jika serangan jantung tak bergejala yang berujung pada jatuh secara mendadak atau kolpas, seorang yang ada di dekatnya harus mengetahui cara menanganinya.

Pertama, menurut Renan, orang yang ada di dekat penderita harus melakukan bantuan hidup dasar (BHD). Salah satu langkahnya dengan mengecek denyut nadi.

"Itu untuk membedakan antara penyakit serangan jantung dan pingsan kepanasan atau dehidrasi. Kemudian bangunkan dengan ditepuk," katanya.

Kalau tidak ditemukan denyut nadi, mulailah melakukan kompresi atau pompa dada penderita dengan menggunakan kedua telapak tangan.

Baca juga: Pria di Bekasi Meninggal Saat Bersepeda, Polisi Sebut karena Serangan Jantung

Itu untuk membantu merangsang detak jantung dan menghindari matinya organ tubuh lain.

"Empat menit saja tidak berdenyut seluruh (organ) mati. Jantung bekerja, organ lain tidak bekerja tidak bisa apa-apa. Jadi upaya pertama itu pompa," ucap Renan.

Lakukan upaya itu seiring dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Sesekali selingi dengan bantuan pernapasan.

"Jangan sampai hanya, sudah jatuh panggil-panggil saja, tidak diapa-apain. Lebih penting menekan itu. Karena bantuan dasar itu perlu dilakukan. Jadi ditekan pada bagian tengah tulang dada sambil buat nafas buatan," tutup Renan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com