Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Jakob Oetama, Sang Legenda Jurnalisme Indonesia

Kompas.com - 09/09/2020, 15:12 WIB
Walda Marison,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama (88) telah dipanggil Sang Pencipta pada Rabu (9/9/2020).

Dalam lelapnya, ia meninggalkan ribuan kenangan manis kepada keluarga, jajaran karyawan Kompas Group, serta seluruh insan pers Indonesia.

Jejak Almarhum di dunia pers dimulai saat dirinya bersama mendiang Petrus Kanisius Ojong (PK OJong) merintis majalah Intisari pada 1963.

Baca juga: Mengenang Jakob Oetama, Pendiri Kompas Gramedia yang Bercita-cita Menjadi Guru

Keberhasilan majalah Intisari pun memancing semangat pers Jakob Oetama untuk melangkah lebih besar lagi.

Akhirnya, bermodal impian besar dan idealismenya bersama PK Ojong, terbitlah harian Kompas pada tahun 1965.

Perlahan, keringat dan kegigihannya berhasil mengembangkan Kompas menjadi salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia.

Pria yang akrab disapa JO itu juga merupakan sosok jurnalis yang sudah malang melintang di berbagai era pemerintahan Indonesia.

Dengan idealismenya, ia berhasil bertahan di era pemerintahan yang dinilai represif pada media.

Bersama Harian Kompas, Jakob konsisten memberitakan kebenaran dan membimbing masyarakat kepada informasi yang bersifat humanis dan membangun.

Jakob selalu menerapkan nilai humanisme transendental yang menjadi fondasi utama berdirinya Kompas Gramedia.

Hingga akhirnya, Jakob berhasil melewati masa tersebut dan menjadi tokoh pers bangsa .

Dimata karyawan, Jakob dikenal sebagai pemimpin rendah hati dan tidak pernah menonjolkan status ataupun kedudukan. 

Baca juga: Jakob Oetama: Koran Itu Harus Jadi Miniatur Indonesia

Sederhana, kejujuran dan nilai humanisme yang tinggi selalu ditunjukkan kepada semua mata karyawan. 

Sifat itu membuat pria kelahiran Borobudur, Jawa Tengah ini dijadikan teladan para karyawan Kompas Group.

 

"Jakob Utama adalah legenda Jurnalis sejati yang tidak hanya meninggalkan nama baik tetapi juga kebanggaan serta nilai-nilai kehidupan bagi Kompas Gramedia. Beliau sekaligus teladan dalam profesi wartawan yang turut mengukir sejarah jurnalistik bangsa Indonesia," ujar Coorporate Communication Kompas Gramedia, Rusdi Amral dalam keterangan persnya, Rabu (9/9/2020).

Kini, Jakob sudah selesai mendidik dunia jurnalistik Indonesia. 

Saat ini, jenazah Jakob Oetama sedang berada di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Selanjutnya, jenazah disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Pal Merah, Jakarta Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com