TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Anggota Komisi II DPRD Tangerang Selatan Fraksi Gerindra-PAN Ahmad Syawqi menyebut upaya Pemerintah Kota untuk menekan angka kemiskinan masih belum maksimal dan menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Pernyataan tersebut diungkapkannya seiring dengan perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) Tangsel terkait meningkatnya angka kemiskinan di Tangerang Selatan akibat pandemi Covid-19.
"Kami nilai masih punya banyak pekerjaan lapangan. Sebab, stimulus yang diberikan kepada masyarakat berupa bantuan jaring pengaman sosial dari awal masa pandemi Covid-19 banyak permasalahan di lapangan," ujar Syawqi kepada Kompas.com, Jumat (2/10/2020).
Baca juga: Ada Covid-19, Angka Kemiskinan di Tangsel Diprediksi Naik Jadi 1,8 Persen
Salah satu permasalahan adalah terkait dengan pendataan masyarakat terdampak pandemi Covid-19 yang berhak penerima bantuan yang dinilai belum tepat.
Ditambah lagi, lanjut dia, masih ditemukan penerima ganda. Sehingga, bantuan jaring pengaman sosial yang diberikan kepada masyarakat tidak efektif.
"Bantuan jaring pengaman sosial seyogianya bertujuan membantu keluarga miskin dan keluarga rentan miskin terdampak Covid-19 untuk menekan kenaikan jumlah kemiskinan," ungkapnya.
Syawqi meminta agar Pemkot Tangsel melakukan evaluasi dan pembenahan data penerima. Dengan begitu, bantuan jaring pengaman sosial yang dilakukan bisa lebih efektif dan sasaran.
Baca juga: Resesi, Jumlah Pengangguran dan Angka Kemiskinan Bakal Meningkat
"Pemkot haru melakukan pembaruan data dan updating angka kemiskinan, DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial) dari tingkatan wilayah harus valid," kata dia.
Sebelumnya, angka kemiskinan di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) pada 2020 diprediksi meningkat dari 1,6 persen menjadi 1,8 persen seiring banyaknya masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Kepala BPS Tangsel Ahmad Widiyanto menjelaskan, angka kemiskinan di wilayah Tangsel pada 2019 sebesar 1,6 persen, atau setara dengan 29.190 jiwa. Sementara untuk jumlah penduduk di wilayah Tangsel sebanyak 1,75 juta.
"Terakhir angka kemiskinan Tangsel di 2019 itu 1,68 persen dari total penduduk, atau setara 29.190 penduduk," kata Ahmad kepada Kompas.com, Selasa (29/9/2020).
Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 persentase kemiskinan itu diperkirakan akan mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil survei nasional yang dilakukan pada Maret 2020, angka kemiskinan itu semakin mendekati dua persen dari total penduduk di Tangsel.
"Dari hasil kajian kemarin memang sepertinya ada kenaikan. Kalau tadi saya bilang 1,68 persen itu naiknya sementara sekitar jadi 1,8. Persen. Itu prediksinya," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.