Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Pelajar yang Demo Tak Paham UU Cipta Kerja, Hanya Ikut Ajakan di Medsos

Kompas.com - 16/10/2020, 14:21 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakapolres Metro Jakarta Selatan, AKBP Antonius Agus Rahmanto mengatakan, pelajar yang ikut demonstrasi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja rata-rata tak paham kegiatan yang mereka lakukan itu.

Kesimpulan tersebut berdasarkan wawancara terhadap para pelajar yang diamankan Polres Metro Jakarta Selatan saat ingin melakukan aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja.

“Itu rata-rata tidak paham apa yang akan mereka lakukan tapi mereka tahunya mau lempar-lempar dan sebagainya,” kata Agus dalam acara silaturahmi dengan Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan dan Kepala Sekolah di Polres Jakarta Selatan, Jumat (15/10/2020).

Agus menyebutkan, para pelajar itu mengaku ikut aksi demonstrasi karena ada ajakan di grup-grup media sosial. Para pelajar juga disebut tak paham substansi demonstrasi penolakan omnibus law Cipta Kerja.

Baca juga: Wakapolres Metro Jaksel Sebut Fenomena Pelajar Ikut Demonstrasi akan Semakin Meningkat

“Kalau kita pahami pandemi ini kan sudah berbulan-bulan panas itu darahnya. Ikut-ikutan pasti. Sebenarnya mereka nggka paham apa yang diinginkan. Ini kadang-kadang kita sedih. Karena apa? Dari beberapa kasus memulai keributan, terlihat adik-adik ini muncul pertama,” tambah Agus.

Ia berharap para pelajar tak dimanfaatkan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab untuk memulai aksi anarkistis.

“Jangan sampai itu terjadi. Kami cegah,” ujar Agus.

Berdasarkan catatan Polres Metro Jakarta Selatan, ada 288 pelajar yang diamankan polisi dari dua aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Jakarta, yaitu pada 8 Oktober dan 13 Oktober 2020. Dari 288 pelajar, 57 pelajar berasal dari sekolah di Jakarta Selatan.

“Dari 28 sekolah, SMA maupun SMP,” tambah Agus.

Ia meminta bantuan semua pihak, seperti Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan, untuk mencegah pelajar terlibat aksi anarkisme atau menjadi pelaku tindak pidana.

“Kami hanya berharap kerjasama ke depan lebih ditingkatkan,” ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Megapolitan
Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Megapolitan
Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Megapolitan
Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Megapolitan
Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Megapolitan
Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Megapolitan
Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com