Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bekasi: Pandemi Covid-19 Penyebab Lambatnya Perbaikan Jalan

Kompas.com - 09/11/2020, 14:38 WIB
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, membenarkan adanya keterlambatan pembangunan infrastruktur, terutama perbaikan jalan rusak di wilayah itu pada tahun ini. Hingga jelang akhir 2020, berapa jalur protokol dan jalan warga di 12 kecamatan di Kota Bekasi belum diperbaiki.

Menurut dia, hal itu terjadi karena anggaran untuk pengerjaan dan perbaikan jalan dialihkan ke biaya penanganan Covid-19.

"Kami memang sedang refocusing. Refocusing adalah mengurangi, mengambil belanja - belanja lain itu buat kegiatan pandemi, penanggulangan pandemi," kata Rahmat, Senin (9/11/2020).

Baca juga: Warga Dibawa ke Kantor Polisi akibat Unggah Video Jalan Rusak, Ini Kata Kapolsek

Menurut dia, bukan hanya pos anggaran untuk perbaikan jalan yang dialihkan. Anggaran di pos lain juga ikut terkena dampak.

Namun, dia tidak merinci dengan detail pos anggaran mana saja yang dialihkan untuk penanganan Covid-19 dan berapa besaran jumlahnya.

Walau semua pengerjaan serba melambat, Rahmat atau yang akrap disapa Pepen menyatakan pihaknya akan memaksimalkan anggaran yang ada untuk membenahi infrastruktur. Dia memastikan penanganan Covid-19 dan pembenahan infrastruktur bisa berjalan bersamaan.

"Sekarang kami bagaimana memaksimalkan peran yang ada anggaran pendapatan dan belanja daerah(APBD)," kata dia.

"Nantinya pandemi bisa dikendalikan dan infrastruktur juga insya Allah tidak menimbulkan kekecewaan orang banyak," ucap dia.

Baru capai 45 persen 

Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Widayat Subroto Hardi, mengatakan, proyek perbaikan jalan di 12 kecamatan di Kota Bekasi, baru mencapai 45 persen.

"Kalau rata-rata itu mungkin 40-45 persenlah selesai. Mayoritas jalan warga," kata Widayat saat dihubungi, Jumat lalu.

Widayat mengatakan, perbaikan jalan yang rusak sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Namun, ada beberapa kendala yang menyebabkan proses perbaikan jalan terhambat. Salah satu yang jadi kendala adalah cuaca.

Curah hujan tinggi beberapa hari belakangan menyebabkan jalan yang sedang diperbaiki tergenang. Alhasil petugas di lapangan kesulitan melakukan pengerjaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Megapolitan
Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Megapolitan
Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Megapolitan
Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Megapolitan
Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Megapolitan
Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Megapolitan
Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Megapolitan
Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com