Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Video Syur Mirip Artis Viral, Komnas Perempuan: Kita Cenderung Menyalahkan Korban, Bukan Penyebarannya

Kompas.com - 09/11/2020, 18:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebanyakan masyarakat Indonesia dianggap belum bergerak maju dalam memandang tersebarnya video-video porno, baik melibatkan sosok terkenal maupun tidak.

Dalam viralnya beberapa video syur yang melibatkan artis belakangan ini, misalnya, wacana yang berkembang justru cenderung menyalahkan si artis perempuan yang notabene merupakan korban atas tersebarnya konten semacam itu.

"Bahkan bukan hanya menempatkan perempuan sebagai objek seksual, tetapi betul-betul menjadikannya objek fantasi seksual," ucap Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani kepada Kompas.com, Senin (9/11/2020).

"Sebagian masyarakat yang berkomentar, tidak semuanya mengomentari terkait peristiwanya, tetapi justru menambahi bumbu-bumbunya," lanjutnya.

Baca juga: Polisi Periksa 8 Akun Medsos Diduga Penyebar Video Syur Mirip Gisel

Perempuan yang akrab disapa Yeni itu menegaskan beberapa kali soal beberapa dimensi yang ada dalam viralnya video porno.

Kebanyakan orang dianggap tak peduli, bahwa konten sejenis itu mungkin saja dibuat tanpa kesepakatan dua pihak; atau dibuat dengan kesepakatan tetapi sebatas untuk privasi masing-masing.

Berangkat dari sudut pandang ini, maka kejahatan yang sebetulnya bermula ketika terjadi penyebarluasan konten porno tanpa izin, sehingga orang yang wajahnya terekam dalam video semacam itu adalah korban.

Masalahnya, perspektif yang berkembang nyaris selalu menyalahkan korban atas terciptanya konten porno, alih-alih mengutuk penyebarluasannya.

Baca juga: Polisi Buka Kemungkinan Panggil Gisel Terkait Kasus Video Syur Mirip Dirinya

"Orang tidak mengomentari yang menyebarluaskan. Masyarakat kebanyakan yang mempercakapkan konten serupa Ini kebanyakan tidak mempedulikan produksi dan distribusi," jelas Yeni.

"Orang, mungkin sebagian besar, tidak punya daya kritis yang lebih jauh untuk menganalisis, ini sebetulnya peristiwa kejahatannya yang mana?" tambahnya.

"Masyarakat kita punya kecenderungan masih seperti itu, budaya menyalahkan korban, daripada betul-betul berempati dan menganalisis apa yang betul-betul terjadi dan mencari jalan keluar dari sana," pungkas Yeni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com