Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Pemeras Bersenjata Celurit di Kembangan Sudah 20 Kali Beraksi

Kompas.com - 18/12/2020, 17:43 WIB
Sonya Teresa Debora,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka pelaku pemerasan sebuah warung tegal (warteg) di Kembangan, Jakarta Barat, ternyata sudah lebih dari 20 kali melakukan aksi serupa terhadap sejumlah pedagang selama November hingga Desember ini.

Aksi pemeras bersenjata celurit itu terekam CCTV. Video rekaman CCTV tersebut kemudian viral di media sosial.

Dia telah melakukan aksi pemerasan terhadap beberapa pedagang di sekitar wilayah Kembangan.

Berbekal keterangan saksi dan rekaman CCTV, polisi kemudian menangkap mereka Rabu (16/12/2020) lalu.

"Pedagang warteg empat kali, pedagang ketoprek empat kali, pedagang pecel lele empat kali, pedagang wedang ronde empat kali, pedagang sate padang empat kali," kata Kapolsek Kembangan, Kompol Imam Irawan, dalam sebuah keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Pemerasan di Warteg Kembangan, Polisi Tangkap Pelaku Lain

Ada dua tersangka dalam kasus itu, yaitu CR dan PY. Mereka selalu membawa celurit.

Aksi mereka di warteg sempat terekam CCTV dan viral di media sosial sejak Rabu lalu. Dalam video tersebut, CR tampak mengacungkan celurit ke arah penjaga warteg.

CR yang sempat melihat ke kamera CCTV segera menyembunyikan celuritnya. Ia lalu duduk di salah satu bangku yang ada di warteg itu.

Polisi mengatakan, CR dan TY tak hanya memeras warteg pada malam itu. Mereka juga memeras pedagang pecel lele, pedagang ketoprak, pedagang sate padang, dan pedagang wedang ronde.

Imam menjelaskan, aksi pemerasan yang terekam CCTV itu terjadi pada Selasa dini hari lalu.

Kejadian bermula ketika CR dan TY tengah minum minuman keras (miras) di tempat mereka biasa berkumpul. Ketika miras habis, mereka berniat menambah minuman tetapi tak memiliki uang.

Mereka lalu memutuskan untuk memeras beberapa pedagang. Berbekalkan sebilah celurit, mereka berangkat dengan satu sepeda motor untuk memalak para pedagang.

TY mengemudikan kendaraan, CR yang memalak para korban. 

Korban pertama seorang pedagang ketoprak di Jalan Srengseng Raya. Setelah itu mereka memeras pedagang sate padang, pedagang wedang jahe, pedagang pecel lele, pedagang wedang jahe, dan terakhir warteg di Jalan Haji Kelik.

Dari aksi malam itu, tersangka mengumpulkan uang Rp 250 ribu. Uang hasil pemerasan digunakan untuk membeli miras dan rokok.

Bukan anggota ormas

Dalam rekaman CCTV, CR mengenakan baju oranye bermotif loreng-loreng yang mirip  seragam organisasi massa (ormas) tertentu.

Namun Kompol Imam Irawan menyatakan, CR bukan anggota ormas. CR mengaku, dia mendapatkan baju tersebut dari seorang temannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com